BATAM TERKINI
Gunakan Sistem Biometrik, 1.200 Jemaah Calon Haji 2019 Akan Diberkangkat ke Tanah Suci
"Sebanyak 1.200 orang Jemaah calon Haji yang masuk dalam kuota tahun 2019 akan di berangkatkan," kata Kepala Kemenag Kota Batam, Erizal Abdullah, Ming
Penulis: Alfandi Simamora |
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kementerian Agama( Kemenag) Kota Batam akan memberangkatkan 1.200 orang Jemaah calon Haji yang masuk dalam Kuota tahun 2019.
"Sebanyak 1.200 orang Jemaah calon Haji yang masuk dalam kuota tahun 2019 akan di berangkatkan," kata Kepala Kemenag Kota Batam, Erizal Abdullah, Minggu (13/01/2019).
Erizal memberitahu, bahwa pemerintah dalam hal ini Kementrian Agama akan membahas Embarkasih Batam.
Selain itu, mengenai perubahan sistem pelayanan secara nasional akan terus dilakukan inovasi juga setiap tahunnya.
Dimana terus di kembangkan menggunakan sistem biometrik perekaman.
"Jadi nanti data Jemaah akan langsung sinkron dengan data yang ada di paspor setiap jemaah yang akan berangkat menunaikan ibadah Haji," ungkapnya.
Baca: Mabuk Lem, Sejumlah Waria Diamankan Satpol PP Kabupaten Karimun
Baca: Liga 1 Musim 2019 - Persija Jakarta Semakin Lekat dengan Persib Bandung
Baca: Cerita Amad, yang Sudah 40 Tahun Jadi Pemburu Ular Piton, Masuk Rawa Tangkap Ular 15 Meter
Baca: Kadisnaker Batam: 2.200 Pencaker Mendaftar dan Ikuti Seleksi Pelatihan Kerja
Erizal juga mengunkapkan, bahwa untuk biaya Haji sebesar Rp 35 juta per orang, dan bisa berubah setiap tahunnya. Karena mengacu pada nilai tukar mata uang dollar.
"Kalau untuk kuota jemaah calon haji sebanyak 2.033," tuturnya.
Erizal juga menambahkan, untuk daftar tunggu pemberangkatan ibadah Haji di Kota Batam Provinsi Kepri mencapai 15 tahun yang di isi sebanyak 1.200 orang Calon Jemaah Haji.
Dibandingkan tahun lalu, berdasarkan data sebelumnya kuota Jemaah calon Haji terbilang menurun sebesar tujuh persen.
"Kalau untuk kepuasan pelayanan kepada Jemaah, melalui poling yang dilakukan oleh Kemenag Kota Batam kepada Jemaah Haji,untuk Indek kepuasan Jemaah atas pelayanan baik di tanah air maupun di Arab Saudi itu mencapai 85,8 persen," jelas Erizal.(als)