DAMPAK TIKET PESAWAT MAHAL
Protes Bagasi Berbayar dan Harga Tiket Pesawat Mahal, Asosiasi Pelaku Wisata Batam Gelar Aksi
Asosiasi pelaku wisata di Batam, Kepri menggelar pawai keprihatinan pariwisata, Senin (11/2/2019). Aksi itu sebagai bentuk protes bagasi bayar.
Penulis: Dewi Haryati |
Ia menambahkan, padahal pemerintah sekarang sedang berusaha menarik wisatawan datang ke Batam dengan berbagai event seperti, Batam Menari, Barelang, Marathon, dan banyak lagi acara lainnya. Menurutnya pemerintah harus berkontribusi mengembalikan kondisi ini seperti semula.

Omset Oleh-oleh Turun
Sebelumnya diberitakan, akibat pemberlakuan bagasi berbayar, dampaknya sangat dirasakan oleh UKM yang menjual oleh-oleh.
Jika biasanya mereka bisa mengumpulkan omset sehari Rp 5 hingga Rp 6 jutaan sekarang menurun drastis hanya Rp 2 jutaan.
"Hampir 60 persen omset menurun. Sangat berdampak pada pelaku usaha pariwisata. Baik di bidang oleh-oleh, restoran, jasa transportasi, agent, travel. Orang pasti berpikir dua kali mau beli oleh-oleh," ujar Manajer Operasional Nayadam, Syarif Hidayatullah kepada Tribun, Kamis (24/1/2019).
Diakuinya, saat pegawai yang menjaga outlet Nayadam di Nagoya dan Bandara menawarkan pada konsumen, mereka beralasan takut dikenakan charge lagi oleh maskapai penerbangan yang menerapkan bagasi berbayar.
"Belinya sedikit-sedikit. Palingan 1 buat makan atau dua untuk dibawa balik yang bisa dimasukkan ke dalam tasnya. Pembelinya otomatis berkurang," katanya.
Ironisnya lagi, lanjut Syarif, pemberlakuan bagasi berbayar baru 3 hari diterapkan.
• PUBG Lite Resmi Masuk Indonesia Bisa Download Gratis
• Bagasi Harus Bayar, Penumpang Pilih Bawa Ransel dan Naik Ojek, Pengguna Taksi Makin Sepi
• Sejak Bagasi Bayar, Omset Turun Drastis. Penjual Oleh-oleh: Biasa Rp 6 Juta Sekarang Rp 2 Juta
Namun, omset tersebut diakui sudah menurun sejak muncul surat edaran akan menerapkan bagasi berbayar.
"Diterapkan tiga hari kebelakang. Tapi isu itu sudah dicium selama 2 mingguan, itu aja udah berdampak sama kami. Padahal ada yang belum diterapkan ada juga yang sudah seperti teman saya yang dari Surabaya 2 mingguan kemarin udah diterapkan," katanya.
Syarif menilai dengan sistem perekonomian yang belum stabil, ditambah menjelang suasana Pilpres, ditambah kebijakan bagasi berbayar jadi makin down.
Apalagi area Batam merupakan area kepulauan, transportasi yang digunakan hampir semuanya pesawat.
"Berbeda kita tinggal di Bandung, Surabaya pasti bisa lewat darat aja ya kan. Batam langsung terasa dampaknya," ujar Syarif.
Ia berharap kondisi ini bisa kembali pulih. Jangan sampai masyarakat dijadikan eksperimen, agar pariwisata tetap berkembang.
Sebelumnya, perihal tarif bagasi berbayar sudah mulai ditetapkan mendapat sorotan dari Ketua Asosiasi Perusahaan Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Kepri, Andika. Ia turut menyesalkan kebijakan bagasi berbayar yang memberikan dampak pertumbuhan ekonomi.