Ternyata Ada 3 Wanita dalam Jaringan Teroris Sibolga: Pandai Rakit Bom dan Siap Jadi Pengantin
Ketiganya yakni istri terduga teroris Abu Hamzah bernama Abu Halimah kemudian dua wanita lainnya berinisial R serta Y alias Khodijah.
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Para perempuan kini mulai direkrut jaringan teroris untuk melakukan aksinya di Indonesia.
Setelah kasus bom di Surabaya yang melibatkan satu keluarga, ternyata jaringan teroris di Sibolga yang dipimpin Abu Hamzah alias Opang alias Husein juga melibatkan wanita.
Tiga perempuan tercatat masuk di lingkaran jaringan teroris Sibolga, Sumatera Utara.
• Ledakan Bom Sibolga Hancurkan Sejumlah Rumah, Warga Sekitar Terpaksa Mengungsi
• Ini Sosok Abu Hamzah, Terduga Teroris di Sibolga, Warga: Dia Disini Dikenal Upang
• Negosiasi 10 Jam Gagal. Istri Terduga Teroris Pilih Ledakkan Diri Bersama 3 Anaknya di Sibolga
Adapun ketiganya yakni istri terduga teroris Abu Hamzah bernama Abu Halimah kemudian dua wanita lainnya berinisial R serta Y alias Khodijah.
Seperti diketahui, Abu Halimah meledakkan diri bersama bom yang ada di rumahnya, setelah suaminya ditangkap, Selasa (12/3/2019) siang.
Polisi berusaha membujuknya hingga 10 jam lamanya, namun Abu Halimah tidak mau menyerah dan meledakkan seluruh bom yang ada di rumah mereka, pukul 02.00 WIB dini hari, menewaskan dirinya dan anaknya yang masih kecil.
Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menyebut ketiga perempuan ini memiliki peran sentral dalam jaringan tersebut.
Bahkan diungkap Dedi, para kaum hawa ini jauh lebih militan.
Pertama Abu Halimah, istri dari Abu Hamzah yang pandai merakit bom.
Dia juga memilih meledakkan diri bersama anaknya yang berusia 2 tahun dibandingkan harus menyerahkan diri kepada petugas.
"Dalangnya justru yang perempuan, istri AH pandai merakit bom dan memang ingin cepat meninggal masuk surga," ucap Dedi, Selasa (19/3/2019) di kantor Tribunnews.com, Jakarta.
Dari hasil penyidikan sementara, kata Dedi, Abu Halimah mulai berubah dan terpapar radikal setelah 6 tahun lebih merantau di Pulau Jawa.
Selama itu pula, Abu Halimah menjadi pengikut aliran Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan ISIS.
Wanita muda
