TANJUNGPINANG TERKINI
Noorlizah Nurdin: Jangan Lihat Saya Warga Negara Asing, Tapi Apa yang Saya Buat Untuk Orang
bencana itu ada di sekitar kita. Busung lapar misalnya tidak hanya terjadi di Ethiopia. Tetapi di Kundur pun dia menemukan sesama saudara yang mengala
Penulis: Thom Limahekin |
TRIBUNBATAM.id, TANJUNGPINANG - "Saya warga negara asing. Jangan lihat saya warga negara asing, tapi apa yang saya buat untuk orang....".
Ucapan itu mengalir begitu menyakinkan dari lubuk hari seorang Hj Noorlizah, istri Gubernur Kepri H Nurdin Basirun ketika menjamu rombongan pimpinan perusahaan Tribun Batam Danang Purwoko Raharjo dan Ketua DPW Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLPI) Kepri Lenny Terek di Gedung Daerah Tanjungpinang, Kamis (4/4/2019) siang.
Dengan nada suara pasti, dia lalu melanjutkan, "Biar orang Indonesia tetapi apalah artinya itu kalau tidak bisa berbuat apa-apa untuk orang lain."
Itulah ungkapan yang mewakili isi hati Noorlizah ketika mendampingi Nurdin sejak menjadi kapten kapal, Bupati Karimun dan Gubernur Kepri.
Melalui ungkapan ini, Noorlizah mau menunjukkan kepada semua orang kalau kewarganegaraannya tidak menjadi penghalang baginya untuk berbuat baik bagi orang lain.
• Gali Potensi Perempuan Kepri, Noorlizah Nurdin Harapkan Kiprah PIPEBI Semakin Luas
• Sigap Bencana Sejak Dini, Noorlizah Nurdin Ajak Generasi Muda Penerus Aktif Disegala Bidang
• Isteri Gubernur Kepri Noorlizah Nurdin, “Tak Ada Pantun, Kedai Tutup”, Hadirin tertawa
• Cegah Kebutaan. LKKS Provinsi Kepri Gelar Pemeriksaan Mata Usia Dini. Noorlizah Dampingi Pelajar
"Seperti ini gaya saya. Saya mau buat hal terbaik bagi orang," ucap Noorlizah.
Suka berbuat hal terbaik itu lahir dari rasa ibanya kepada orang yang bersusah. Dia mengaku tidak bisa diam kalau mendengar ada bencana yang menimpa saudara yang lain.
"I will find something dan lakukan sesuatu untuk orang lain," ujarnya dengan dialek melayunya yang kental.

Menurutnya, bencana itu ada di sekitar kita. Busung lapar misalnya tidak hanya terjadi di Ethiopia. Tetapi di Kundur pun dia menemukan sesama saudara yang mengalami nasib yang sama.
Tanpa disadari, air mata langsung mengalir deras. Dia saja heran mengapa begitu cepat menangis melihat kondisi sama saudaranya itu.
Dia kemudian menghubungi kerabatnya di Singapura. Mereka kemudian mengumpulkan uang dan barang untuk membantu orang yang mengalami musibah.
Sikap yang sama pula dia lakukan ketika mendengar bencana alam di Aceh. Noorlizah menggerakkan kerabatnya untuk mengumpulkan uang dan barang bagi korban gempa dam tsunami Aceh.
"Waktu itu, rumah saya penuh dengan barang-barang untuk mereka yang kena bencana," ujarnya dengan suara bergetar.
• Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Inggris, Man City Geser Liverpool, Tim Papan Atas Bersaing Sengit
• Piala Presiden 2019 Malam Ini, Arema FC Akan Hadapi Kalteng Putra Pukul 19.00 WIB
• Klarifikasi Maruf Amin soal Video Ahok Sumber Konflik, Maruf Amin: Videonya Enggak Utuh
• Merasa Dirinya Seekor Anjing Bukan Manusia, Tiap Hari Pria Ini Berperilaku Seperti Anjing
Noorlizah mengenang, sikapnya yang suka peduli pada orang yang bersusah itu terinspirasi dari kisah Mother Teresa dari Calcuta.
Belajar dari contoh hidup Mother Teresa, dia pun berjuang untuk mengumpulkan barang-barang dan uang lalu membagikannya kepada orang yang mengalami bencana.