Siswi SMP Dikeroyok 12 Siswa SMA di Pontianak. Berawal dari Masalah Asmara dan Celoteh di Facebook
Dunia pendidikan Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), tercoreng. Seorang siswi SMP menjadi korban pengeroyokan 12 siswa SMA.
Siswi SMP Pontianak Dikeroyok Brutal 12 Murid SMA! Masalah Asmara & Buntut Komentar di Media Sosial
TRIBUNBATAM.ID, PONTIANAK - Dunia pendidikan Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), tercoreng.
Seorang siswi SMP berinisial AU menjadi korban pengeroyokan 12 siswa SMA.
Kasus pengeroyokan siswi SMP itu juga telah ditangani pihak kepolisian setempat dan terus dikembangkan dalam proses penyelidikannya.
• Pengeroyokan Siswi SMP oleh 12 Siswi SMA Jadi Trending Dunia. Korban Takut Lapor karena Diintimidasi
• Pengeroyokan Siswi SMP oleh 12 Siswa SMP, Walikota Pontianak Geram. Minta Kasus Diusut Tuntas
• Baru Sembuh dari Sakit, Mahasiswi Unsri Tewas Kecelakaan saat Mau Kuliah, Nidya Glorya Terpental
"Kita baru saja mendapatkan limpahan berkasnya," ucap Nurhasah saat diwawancarai, Senin (8/4/2019).
Lanjut disampaikannya dalam proses pengembangan kasus ini akan memanggil pihak orangtua korban.
"Kita akan panggil orangtua korban," pungkas Inayatun.
Saat ini korban pengeroyokan yang merupakan siswi SMP tengah mendapatkan perawatan intensif.
Terduga pengeroyok diduga 12 siswa yang berasal dari berbagai SMA di Kota Pontianak
Bahkan saat ini, tengah dilakukan pemeriksaan bagian tengkorak kepala dan dada untuk mengetahui trauma yang diakibatkan dari pengeroyokan tersebut.
Pemeriksaan dilakukan di Unit Radiology, Rumah Sakit Mitra Medika, Senin (8/4/2019).
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono meminta pihak kepolisian dan dinas pendidikan untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kejadian kekerasan antar sesama pelajar ini.
Ini merupakn preseden buruk terhadap dunia pendidikan yang ada di Kota Pontianak.

KRONOLOGI
Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kalbar menggelar konferensi pers terkait persoalan yang tengah menjadi perbincangan khalayak ramai tentang penganiayaan yang dilakukan oleh 12 pelajar dari berbagai SMA terhadap seorang siswi SMP 17 Pontianak.