Pelajar SMK Ini Meninggal dalam Aksi Unjuk Rasa. Pengakuan Tantenya Sungguh Memilukan Hati
Pelajar SMK 60 Jakarta ini merupakan satu dari enam korban yang meninggal dalam unjuk rasa yang berujung bentrok di Petamburan, Jakarta Pusat.
TRIBUNBATAM.id - Widyanto Rizki Ramadan (17) meninggal dunia dalam aksi unjuk rasa besar-besaran di Jakarta menyikapi hasil Pilpres 2019 yang berlangsung sejak Senin (21/5/2019) hingga Selasa (22/5/2019) sore ini.
Pelajar SMK 60 Jakarta ini merupakan satu dari enam korban yang meninggal dalam unjuk rasa yang berujung bentrok di Petamburan, Jakarta Pusat.
Saat masuk ke RSUD Tarakan, Widyanto tidak membawa identitas.
Identitasnya baru diketahui belakangan setelah pihak keluarga datang ke RSUD.
Liani, tante korban, mengatakan, keponakannya ini masih berkomunikasi dengan pihak keluarga pada pukul 06.30 WIB, Selasa.
• Update Ricuh Aksi 22 Mei Jakarta, Massa Masih Bertahan, Lempari Polisi Hingga Bakar Gerobak
• Ricuh di Depan Gedung Bawaslu RI, Seorang Perempuan Dievakuasi
• Adian Napitupulu Lapor ke Bareskrim, Ngaku Dapat Ancaman Penculikan dan Pembunuhan
• Ricuh Massa Aksi 22 Mei Jadi Penyebab Pendapatan Ojek Online Menurun
"Iya dia memang enggak bawa identitas. Dia mau jihad di Petamburan dengan teman-temannya, cuma bawa HP aja. Jam setengah delapan sudah gak bisa dikontak," ujar Liani di RSUD Tarakan, Jakarta, Rabu (22/5/2019).
Liani mengaku sudah berkali-kali melarang ponakannya untuk ikut bergabung dalam aksi unjuk rasa penolakan hasil Pilpres 2019 tersebut.
"Saya tidak mengizinkan.
Semua tidak mengizinkan.
Neneknya lagi tidur, dia langsung jalan," kata Liani.
Dia mengatakan keponakannya itu baru mengikuti aksi unjuk rasa pada hari itu, Selasa.
Widyanto berangkat sehabis sahur.

"Pagi ini habis salat subuh dia berangkatnya.
Kemarin enggak ikut karena sekolah, hari ini lagi libur jadi dia ikut," kata Liani.
Menurut Liani, Widyanto mengalami luka seperti tembakan di lehernya.