Kepala BIN Budi Gunawan Jadi Target Pembunuhan, Ini Sepak Terjangnya
Kepala BIN Budi Gunawan masuk juga dalam jajaran tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan.
TRIBUNBATAM.id - Kepala BIN Budi Gunawan masuk juga dalam jajaran tokoh nasional yang menjadi target pembunuhan.
Informasi tersebut diperoleh dari pemeriksaan enam tersangka aksi kerusuhan 2 - 22 Mei 2019.
"Dasar kami sementara ini hanya Berita Acara Pemeriksaan (BAP). BAP itu resmi, pro justicia hasil pemeriksaan pada tersangka yang sudah kami tangkap bukan karena informasi intelijen," ungkap Kapolri.
• Guru Ngaji Prabowo Ikut Diperiksa Dalam Kasus Eggi, Jawabannya Santai Saja
• Andre Rosiade Yakin Dahnil Anzar Penuhi Panggilan Polda Sumut, Walaupun Tiket ke Medan Mahal
• Buron Kasus Pembunuhan Ditangkap Setelah Merampok, Paling Dicari Selama 6 Tahun Terakhir
• Buron Kasus Pembunuhan Ditangkap Setelah Merampok, Paling Dicari Selama 6 Tahun Terakhir
"Mereka menyampaikan nama, satu adalah betul Pak Wiranto, ke dua Pak Luhut Menko Maritim, ke tiga KA BIN, ke empat Gories Mere. Ke lima salah satu pimpinan lembaga survei, saya tidak mau sebutkan ya," imbuhnya.
Terkait hal ini, Tito Karnavian memastikan pihaknya telah memberikan pengamanan maksimal pada keempat tokoh yang menjadi target pembunuhan tersebut.
"Yang jelas kami selalu sejak awal, begitu ada informasi selalu berikan pengamanan dan pengawalan pada yang bersangkutan," pungkasnya.
Menjadi satu di antara empat tokoh yang menjadi target pembunuhan, berikut profil Kepala BIN Budi Gunawan yang telah dihimpun Tribunnews.com.

Lahir di Surakarta, 59 tahun silam, Budi Gunawan menyelesaikan pendidikan polisinya di tahun 1983.
Dia pernah menjabat sebagai ajudan Wakil Presiden di tahun 1999-2000 dan ajudan Presiden RI di masa pemerinatahan Megawati Soekarnoputri.
Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Budi Gunawan pernah menjadi kandidat kuat Kepala Kepolisian RI (Kapolri) karena dicalonkan tunggal oleh Presiden Joko Widodo.
Namun, dia kemudian ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK atas kasus kepemilikan rekening gendut.
KPK menetapkan Budi sebagai tersangka kasus dugaan suap dan gratifikasi setelah melakukan penyelidikan selama enam bulan.
Penyelidikan KPK terhadap transaksi mencurigakan tersebut dibuka pada Juli 2014.
Hasil penyelidikan mengungkap bahwa terjadi transaksi mencurigakan di rekening Budi saat masih menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier PSDM Polri 2004 - 2006.
Harta kekayaan Budi mengalami peningkatan hingga lima kali lipat dalam kurun waktu 2008 - 2013.
Peningkatan jumlah harta Budi terlihat dari harta tidak bergerak berupa tanah dan bangunan.
Pada tahun 2008, tanah dan bangunan milik Budi senilai Rp 2.744.180.000, sedangkan tahun 2013 meningkat tajam menjadi Rp 21.543.934.000.