Anak Tersangka Rencana Pembunuhan Pejabat Negara Ungkap Asal-usul Senjata Pembunuh Bayaran
Fifi adalah satu di antara enam tersangka pembunuh bayaran dan penjual senpi, yang mengincar empat pejabat negara dan seorang pimpinan lembaga survei.
TRIBUNBATAM.id - Anak Asmaizulfi alias Fifi (AF), tersangka dalam kasus pembunuh bayaran yang mengincar empat pejabat negara, angkat bicara soal kasus yang menjerat ibunya.
Fifi adalah satu di antara enam tersangka pembunuh bayaran dan penjual senpi, yang mengincar empat pejabat negara dan seorang pimpinan lembaga survei. Ia merupakan istri Mayjen (Purn) Moerwanto.
Bayu Putra Harfianto (28), anak pertama Fifi membantah ibunya terlibat rencana pembunuhan empat pejabat negara dan seorang pemimpin lembaga survei.
• Pecatan TNI AD Jadi Pembunuh Bayaran yang Incar Pejabat, Ini Pengakuan Sang Istri
• Jejak Irfansyah, Mantan TNI AD Jadi Pembunuh Bayaran, Begini Penjelasan Petinggi TNI
• Cukong Pembunuh Bayaran yang Incar 4 Pejabat Ternyata Emak-emak, Istri Purnawirawan
Ia pun menampik kabar bahwa ibunya menjual senjata api Revolver Taurus kaliber 8 kepada HK alias Iwan, pemimpin kelompok bayaran.
"Lalu senjata itu menjadi jaminan utang ibu Rp 25 juta ke Iwan atau digadai. Karena ibu butuh uang untuk mempertahankan Gedung Cawang Kencana yang sedang sengketa dengan Kemensos," kata Bayu saat ditemui Warta Kota di rumahnya di Komplek Zeni AD, Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2019).
Fifi selama ini dikenal sebagai aktivis, merupakan Ketua Gempur (Gerakan Emak-emak Peduli Rakyat), organisasi sayap pendukung Prabowo-Sandi.
Bayu menceritakan, saat ayahnya divonis korupsi kasus Gedung Cawang Kencana di Jakarta Timur dan mendekam di LP Sukamiskin sejak 2017, keadaan ekonomi keluarganya menjadi sulit.
"Sementara ibu butuh uang untuk mempertahankan Gedung Cawang Kencana yang sedang sengketa dengan Kemensos," kata Bayu.
Sebab, kata Bayu, menurut ibunya, gedung itu adalah milik yayasan yang dikelola ayahnya. Sementara Kemensos mengklaim milik negara karena dibangun saat ayahnya menjabat Sekjen di Kemensos.
"Karena butuh uang, ibu saya cari pinjaman. Lalu ada namanya Pak Andi. Pak Andi ini teman ibu-ibu di gerakan Gempur yang dipimpin ibu saya. Pak Andi lalu mengenalkan ibu saya ke Pak Iwan yang katanya bisa meminjamkan uang Rp 25 juta," kata Bayu.
Belakangan terungkap, Iwan adalah HK, sang pemimpin kelompok pembunuh bayaran yang mengincar nyawa empat pejabat negara dan seorang pimpinan lembaga survei.
Setelah berkenalan dengan Iwan yang bersedia meminjamkan uang Rp 25 juta ke ibunya, Iwan sempat bertanya ke Andi soal jaminan untuk uang pinjaman itu.
"Karena Pak Andi adalah teman ibu, Pak Andi sempat bilang kalau jaminannya badan dia," kata Bayu.

Namun kemudian Iwan meminta senjata suami AF sebagai jaminannya.
"Iwan ini kan mantan Kopassus. Dia tahu bapak purnawirawan dan akhirnya bilang ke Andi agar senjata itu sebagai jaminan utang ibu," kata Bayu dikutip dari wartakotalive.com, Rabu.
"Akhirnya sepakatlah mereka senjata itu yang digadaikan sebesar Rp 25 juta," kata Bayu.
Ibunya, kata Bayu, akhirnya menyerahkan senjata koleksi Gedung Cawang Kencana ke Iwan. "Menurut ibu saya, diserahkannya ke Iwan antara 2017 atau 2018," kata Bayu.
Senjata it adalah pemberian rekan ayahnya yang selama ini disimpan di Gedung Cawang Kencana.