Pelaku Pembunuh Ayah dan Anak di Sulawesi Tengah Belum Ditangkap, Warga Begitu Cemas
Pelaku pembunuh ayah dan anak di Sulawesi Tengah belum ditangkap. Warga begitu cemas.
TRIBUNBATAM.id - Pelaku pembunuh ayah dan anak di Sulawesi Tengah belum ditangkap. Warga begitu cemas.
Hingga kini polisi masih belum berhasil mengungkap pelaku pembunuhan petani dan anaknya di Dusun Tokasa, Desa Tana Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Dikutip TribunWow.com dari TribunPalu.com, Sabtu (29/6/2019), atas kejadian tersebut para warga yang berprofesi sebagai petani merasa khawatir untuk terus bekerja.
Warga dan keluarga merasa khawatir setiap akan berkebun karena mereka meyakini bahwa pelaku pembunuhan dua orang tersebut adalah ulah kelompok daftar pencarian orang (DPO) Poso.
Korban pernah bercerita pada keluarga, Ahmad, korban beberapa kali bertemu dengan kelompok tersebut.
Pertama kali korban bertemu dengan kelompok yang dipimpin oleh Daeng Koro pada tahun 2015.
Dari pertemuan tersebut, korban mendapat ancaman untuk tidak melapor pada aparat kepolisian.
Karena ancaman tersebut, korban hanya menceritakan kejadian tersebut pada saudara dan warga yang dipercaya.
• Download lagu MP3 BTS Heartbeat, Original Soundtrack Game BTS World, Lengkap Lirik dan Video Klip
• PUBG SEA Championship Season 2 Berlangsung Dua Hari, Ini Jadwalnya, 3 Tim Wakilkan Indonesia
• Saat Bebas dari Penjara, Vanessa Angel Tak Mau Dijemput Ayahnya. Mengapa?
• Saat Bebas dari Penjara, Vanessa Angel Tak Mau Dijemput Ayahnya. Mengapa?
"Kata dia (korban) jangan dilapor, tapi saya lapor kalau ada kelainan di atas, karena saya takut," ucap Ahmad pada Kamis (27/6/2019).
Tidak hanya pada tahun 2015, korban kembali bertemu dengan kelompok sipil bersenjata pada tahun 2017.
Namun saat itu, korban bertemu dengan kelompok yang dipimpin oleh Ali kalora dan terlihat bersenjata lengkap.
Saat pertemuan tersebut, Tamar dan anaknya dikejar namun berhasil meloloskan diri.

Suasana di rumah duka korban pembunuhan di Dusun 3 Tokasa, Desa Tana Lanto, Kecamatan Torue, Kabupaten Parigi Moutong, Rabu (26/6/2019). (Tribunpalu.com/Abdul Humul Faaiz)
Pertemuan pada tahun 2017 itulah Tamar melapor pada pihak berwajib.
"Setelah dikejar itu dia cerita, kemudian dikasih lihat foto-foto teroris, ditunjuk satu-satu yang pernah ketemu," jelas Ahmad.
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Tana lanto, Riswan Baco Ismail yang juga mengetahui peristiwa tersebut mengatakan bahwa pihak kepolisian langsung berusaha melakukan pengamanan pada warga.