Pelaku Pembunuh Ayah dan Anak di Sulawesi Tengah Belum Ditangkap, Warga Begitu Cemas

Namun, karena lokasi kebun-kebun warga jauh dari permukiman, pihak kepolisian mengalami kesulitan.

Riswan mengatakan tidak tahu persis penyebab kelompok sipil bersenjata tersebut mengejar Tamar dan anaknya.

"Kami tidak tahu kenapa dia (korban) dikejar oleh kelompok ini, mungkin saja kelompok itu mengira korban adalah informan kepolisian," ucap Riswan.

Setelah kejadian tesebut banyak petani yang enggan berkebun lantaran khawatir dengan keberadaan kelompok radikal tersebut.

"Saya rasa jaminan keamanan para petani ini harus diutamakan agar tidak terjadi lagi hal yang sama," ucap Riswan.

Keronologi Penemuan Korban

Dikutip dari TribunPalu.com, Sabtu (29/6/2019), Tamar dan Patte ditemukan tewas di kebun miliknya pada Selasa (25/6/2019).

Keduanya sempat dikabarkan hilang karena tidak kunjung pulang dari kebun.

Keluarga mengaku sudah menghubungi dua orang tersebut melalui ponselnya, namun tidak diangkat oleh korban.

Pencarian pun dilakukan pada malam hari sekitar pukul 22.00 WITA.

Namun, korban baru ditemukan pada hari selanjutnya pada pukul 06.30 WITA.

Keduanya ditemukan dengan tempat yang berbeda dengan jarak 10 meter.

Ayah dan anak tersebut ditemukan dalam kondisi yang mengenaskan dengan luka gorok di lehernya.

Warga kemudian menduga kedua korban dibunuh oleh kelompok sipil bersenjata yang dipimpin Ali Kalora.

Pihak kepolisian juga mengaku belum bisa menentukan motif pembunuhan yang terjadi.

"Kami belum tahu siapa yang membunuh atau motifnya masih dalam penyelidikan," tambahnya.

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Kasus Pembunuhan Ayah dan Anak di Parigi Moutong Belum Terungkap, Para Petani Takut untuk Berkebun