Terungkap, Ini Ternyata Penyebab Harga Cabai di Batam Semakin Pedas
Melambungnya harga cabai merah di sejumlah Pasar Tradisional di Batam ternyata dipengaruhi oleh pasokan cabai yang semakin sedikit.
Harga Cabai Melambung, Ini Sebabnya!
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Melambungnya harga cabai merah di sejumlah Pasar Tradisional di Batam ternyata dipengaruhi oleh pasokan cabai yang semakin sedikit.
Seperti terlihat di Pasar Toss 3000, Pasar Penuin dan Pasar Mega Legenda, rata-rata pedagang menjual cabai merah dengan harga Rp 90 ribu perkilogram.
Padahal harga cabai sebelumnya sempat turun hingga Rp 60 ribu perkilogram pasca Idul Fitri.
Jika harga normal hanya 36 ribu perkilogramnya.
• Bandara Letung Anambas Salah Satu Bandara di Indonesia yang Belum Tersentuh Jaringan Internet
• TTMD di Karimun Memudahkan Akses Para Nelayan, Anak Sekolah Tak Perlu Keliling Lagi
• Hutan Tambeling Bintan Terbakar, Petugas Pemadam Berjibaku Padamkan Api
• Terlalu Ribet, E-Parking Akan Disederhanakan Lagi, Rancang Aplikasi yang Lebih Baik
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batam, Adisthy mengakui pihaknya sudah turun ke 2 distributor cabai di kota Batam.
Ternyata harga cabai tersebut sudah naik dari daerah penghasil.
"Berdasarkan infonya sedang tidak panen dan metik sendiri," ujar Adisthy kepada Tribun via Whatshapp, Minggu (14/7/2019).
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Iik mengatakan stok cabai merah memang menurun, bukan hanya di Batam melainkan didaerah lainnya seluruh Indonesia.
• Fakta Baru Kasus Mutilasi Banyumas, DP Bunuh Pacar Simpanannya saat Berhubungan Badan
• Kasatpel Bandara Letung Anambas Lobi Pertamina Bangun Fasilitas Pengisian Bahan Bakar Pesawat
• Poin Pidato Jokowi Visi Indonesia Soal Singgung Oposisi: Silahkan, Asal Jangan Ada Dendam
• Masyarakat Karimun Berikan Dukungan Moril Kepada Gubernur Kepri Nurdin Basirun yang Ditangkap KPK
Seperti diketahui cabai di kota Batam pada umumnya berasal dari Mataram, Yogyakarta dan Medan.
"Ditambah lagi kargo mahal. Cabai ini kan barang yang cepat busuk tak bisa pakai kapal harus pakai pesawat.
Kita aja naik pesawat mahal kan," tuturnya.
Sebagai solusi, lanjut dia, pihaknya sudah memiliki program untuk membantu para petani di Kota Batam untuk menanam cabai.
Salah satunya memberikan bibit cabai ke kelompok tani dan wanita tani.
"Tapi tetap sajakan tak memenuhi. Kita sudah juga membantu sebanyak 60 kelompok tani.
Kita bantu juga kelompok wanita tani memberikan bibit cabai," kata Iik kepada Tribun. (tribunbatam.id / Roma Uly Sianturi)