Jiran
Belajar Kehidupan Hiu di Planet Shark Singapura
Science Center Road menghadirkan atraksi pameran yang bertema Planet Shark..
SINGAPORE- Selalu ada yang berbeda di Science Center Singapura (SCS). Kali ini wahana ilmu pengetahuan yang terletak di jalan 15 Science Center Road menghadirkan atraksi pameran yang bertema Planet Shark. Pameran yang mulai sejak tanggal 16 April 2011 ini memberi informasi berupa pendidikan secara detail semua tentang ikan hiu. Mulai dari yang hidup berabad-abad tahun yang lalu hingga ikan hiu modern yang hidup di zaman sekarang.
Chief Executive SCS, Prof. Lim Tit Meng memaparkan pameran ini sangat interaktif dan sarat dengan ilmu pengetahuan. "Pengunjung akan diajak melihat perjalanan dunia hiu. Di sini pengunjung akan melihat dua prespektif dari hiu sebagai predator dan mangsa. Pameran ini bertujuan mendidik publik tentang salah satu hewan yang paling disalahpahami di bumi," ucapnya kepada Tribun Batam, Rabu (27/4).
Yaya dan Yani, dua tour guide, mengarahkan pengunjung SCS untuk menjelajahi Planet Shark. Dalam pameran ini pengunjung akan melihat segala komposisi dan anggota tubuh ikan hiu. Beberapa patung ikan hiu menjadi contoh, namun ada juga satu jenis ikan hiu utuh yang ditampilkan yaitu jenis ikan hiu Mako yang telah membeku. Tak hanya itu Seperti kumpulan gigi hiu yang telah terkumpul sebanyak 26 ribu, kotoran hiu yang telah dikeringkan, jenis rahang hiu dari jenis hiu yang berbeda ikut dipamerkan.
Planet Shark juga menampilkan kisah sang legenda penyerang ikan hiu, Rodney Fox yang hingga sekarang masih hidup dengan 400 jahitan hasil gigitan ikan hiu. Dan beberapa atribut selam sebagai pelindung dari serangan hiu yang dirancang oleh tim ilmuwan. Dan selebihnya pameran ini memberikan pengetahuan yang wajib diketahui pengunjung tentang ikan hiu yang telah mencapai titik langka ini.
Salah satu tour guide Yani, mengatakan tujuan tema pameran saat ini adalah menyampaikan kepada masyarakat luas bahwa ikan hiu bukanlah hewan yang berbahaya dan harus dimusnahkan. "Mereka hanya liar dan tidak ramah. Namun mereka mencari makanan dengan menggigit, jika cocok mereka makan, kalau tidak cocok, mereka buang. Dan satu lagi mereka tidak akan mengganggu kalau kita tidak mengganggu,"ungkap Yani.
Di akhir perjalanan di area pameran terdapat ruangan dimana dipenuhi oleh sirip ikan hiu. Ditayangkan juga video karangan Mike Bhana yang menjelaskan penyebab terjadinya kemusnahan pada komunitas hiu. Salah satu penyebab angka kemusnahan yaitu ikan hiu menjadi hewan buruan. Para nelayan mengincar sirip ikan untuk dikonsumsi. Namun ironinya, ikan hiu ditangkap hanya diambil siripnya, lalu dibuang kembali ke laut.
Science Centre Singapore di bawah Education Ministry Singapore terus berkarya dan melayani pengunjung dengan suguhan yang bukan hanya tentunya edukatif dan informative, namun menarik dan menyenangkan. Prof. Lim Tit Meng, menyatakan tahun lalu pengunjung mencapai 1 juta. 40 persen dari mereka adalah orang asing , dan paling tinggi adalah warga Indonesia.
Prof. Lim Tit Meng juga menjelaskan bahwa SCS memiliki galeri-galeri yang bersifat permanen. Seperti galeri matematika dan suara. "Seluruh galeri sangat menyenangkan, dan sangat interaktif. Kami mempunyai galeri berjudul matematika, semuanya tentang matematika, dan juga yang paling populer adalah galeri suara, di mana ada salah satu metal yang digerakkan oleh suara dan bisa bergerak terlihat seperti berdansa," jelas Prof Lim Tit Meng.
Untuk dapat menikmati Planet Shark, Pengunjung hanya perlu membayar tiket seharga 21 dolar Singapura atau berkisar Rp 140 ribu untuk dewasa dan 16 dolar Singapura atau sekitar Rp 110 ribu. Pameran berlokasi di Science Centre Singapore di kawasan Jurong . Dua kali tiap tahunnya SCS selalu mengganti tema pameran besar yang bersifat temporer. Planet Shark yang pertama kali diadakan di Asia dan ketiga kali di dunia setelah Atlanta dan Sydney digelar di SCS hingga 21 Agustus 2011.
Omni Teater
Satu lagi yang menjadi teknologi terobosan baru di SCS adalah Omni Theatre. Theatre yang telah menayangkan 77 film sejak 1987 ini baru saja direnovasi menjadi lebih canggih. Dalam theater, para penonton akan menonton melalui layar kubah terbaru dan terbesar di Asia setengah bulat berukuran diameter 16m dan 23m dengan ketinggian 5 kaki. Layar terbuat dari dari 397 buah panel alumunium elektrostatik dengan 38 reflektifitas yang meningkatkan kecerahan dan kejelasan film. Menggunakan teknologi IMAX yang menghasilkan kualitas suara multichannel, yang tidak dikompresi, dan berkualitas tinggi.
Film yang ditayangkan selalu berupah tiap periodik. Untuk kali ini Omni Theatre menayangkan film berjudul Hubble yang baru saja dirilis tahun lalu. Hubble menceritakan tentang misi sebuah teleskop luar angkasa Hubble, sebuah observatorium angkasa lepas yang pertama di dunia. Dengan menonton di studio Omni, pengunjung akan merasa seperti mendapatkan pengalaman yang nyata dengan kualitas gambar yang luar biasa. Berlokasi di SCS dengan harga tiket 10 dolar singapore untuk dewasa atau sekitar Rp 70 ribu, dan 7 dolar Singapur atau sekitar Rp 50 ribu untuk anak-anak. (bersambung)