Narkoba

Labor Baru BPOM Bisa Tes Narkoba dan Obat Terlarang

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Batam semakin optimal.

zoom-inlihat foto Labor Baru BPOM Bisa Tes Narkoba dan Obat Terlarang
IST
ilustrasi Petugas Balai Pemeriksa Obat Makanan (BPOM)
Laporan Tribunnews Batam, Kartika Kwartya

TRIBUNNEWSBATAM, BATAM- Dengan diefektifkannya kegiatan di gedung baru, diharapkan kerja petugas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Batam semakin optimal. Hal ini disampaikan Kepala BPOM RI, Lucky S Slamet saat meresmikan kantor BPOM Batam di Nongsa, Jumat (10/2/2012).

Selain itu kantor baru, BPOM Batam juga mendapat peningkatan fasilitas laboratorium. Dengan tujuan untuk memaksimalkan pengawasan obat dan makanan yang masuk ke wilayah Provinsi Kepulauan Riau.

"Keberadaan BPOM di Batam sangat penting lantaran rawan menjadi pintu masuk produk-produk berbahaya dan dilarang. Karena berdekatan dengan Singapura dan Malaysia sehingga perlu pengawasan khusus dengan fasilitas yang memadai," kata Lucky.

Menurut Lucky, meski Batam memiliki status kawasan perdagangan bebas atau free trade zone (FTZ), tak berarti bebas dari pengawasan BPOM. Badan ini tetap berperan penting memantau peredaran obat dan makanan terutama yang akan dibawa ke daerah lain di Indonesia.

"Fungsinya harus mampu mencegah.
BPOM dapat bekerja sama dengan instansi terkait di Batam. Kami benar-benar mengharapkan BPOM Batam," ujar Lucky.

Menurutnya, BPOM pernah menemukan sejumlah bahan baku obat-obatan yang ilegal masuk ke Batam. Misal dari jenis Sibutramin yang dianggap berbahaya karena digunakan untuk obat diet atau pelangsing. Barang ini selain bahaya, juga masuk secara ilegal oleh importir yang tak berizin.

Badan POM bersama Badan Narkotika Nasional dan Interpol juga pernah menemukan selundupan obat berjenis Cobein yang dimasukkan ke Batam dari Singapura melalui perairan Kepri. Pelaku yang membawanya adalah warga Batam, dengan gunakan jirigen.

"Cobein sebenarnya termasuk obat yang bebas diperjualbelikan di Singapura. Tapi di Indonesia obat ini dikategorikan narkoba sehingga perlu diawasi," terang Lucky.

Karena banyaknya jenis produk yang butuh pengawasan khusus, ia berharap kepolisian dan BNN ikut menjalankan peran dalam mengawal masuknya barang-barang tersebut sampai ke tempat-tempat kesehatan.

Kepala BPOM Batam, Fanani Mahmud melaporkan jumlah alat laboratorium mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada 2009 berjumlah 16 buah, tahun 2010 bertambah menjadi 37 buah, dan pada 2011 melonjak signifikan menjadi 392 buah.

Laboratorium BPOM Batam bisa digunakan untuk pengujian sampai penyidikan dari pihak ke tiga yaitu Kepolisian dan YLKB. Misalnya untuk sampel keracunan pangan hingga perijinan produk yang akan diekspor ke luar negeri.

"Pada 2012 ini, BPOM akan melakukan pengawasan 1.073 sample produk obat dan makanan dari sarana distribusi yang ada di Kepri," ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved