Demo

Warga Segel Usir Alat Berat PT Buana Transferindo

Tidak Jelas Ijin Lokasinya Minta Perluasan PT Buana Dihentikan

zoom-inlihat foto Warga Segel Usir Alat Berat PT Buana Transferindo
Tribunnewsbatam/ hadi maulana
Warga Segel Usir Alat Berat PT Buana Transferindo

Laporan Tribunnews Batam, Hadi Maulana

TRIBUNNEWSBATAM.COM, BATAM – Merasa kawatir dengan kegiatan proses pembersihan kerak kapal (Sandblasting) yang dilakukan PT Buana Transferindo, akhirnya ratusan masyarakat yang tergabung dari RW 03 dan RW 04 Kelurahan Tanjung Riau, yang berdampak langsung dengan aktivitas perusahaan tersebut langsung menyetop kegiatan perluasan atau perlebaran perusahaan itu sekitar pukul 08.30 WIB, Sabtu (12/5/12).

Bahkan usai mendatangi lokasi PT Buana Transferindo, ratusan warga tersebut kemudian mendatangi lokasi Cut and File PT Buana Transferindo dan menyuruh seluruh pekerja pulang, hingga ada penjelasan dari pihak perusahaan yang bergerak dibidang Shypyard ini atas aktivitas yang diduga sama sekali tidak mengantongi ijin ini.

“Kami minta pihak perusahaan menghentikan aktivitas ini, karena sampai saat ini pihak perusahaan sama sekali tidak bisa menunjukan ijin-ijin yang diokatongi mereka, mulai dari perluasan lokasi perusahaan hingga aktivitas Cut and File tersebut,” kata Ketua RT 03 RW 04 Kelurahan Tanjung Pinggir, Iwan Nasution, Sabtu (12/5/12).

Iwan juga menegaskan, bahkan dari awal warga RW 03 dan RW 04 sama seklai menolak atas perluasan lokasi perusahaan, mengingat jarak antara perusahaan ke pemukiman warga terbilang cukup dekat, hanya berjarak 30 meter – 50 meter.

“Keberatan ini sudah lama kami ajukan ke Walikota Batam, dan Pak Wali sangat menyetujuinya, tapi kenapa pihak perusahaan tetap melakukan perluasan itu. Makanya kami ingin melihat ijin mereka, jika mereka ada ijin, tentunya kami akan melakukan keberatan kembali ke pemerintah,” tegas Iwan seraya menuturkan pemekaran PT Buana ini, yang sebelumnya bernama PT Buana Nongsa Jaya.

Iwan juga menuturkan kekecewaan para warga, karena kenapa saat didatangi, pihak perusahaan sama sekali tidak mau menemui para warga dan menjelaskan semua ini. “Berartikan tidak ada niat baik dari pihak perusahaan, bahkan saat kami datangi perusahaan tersebut, tidak satupun dari perwakilan yang mau turun menemui kami. Kalau mereka mengantongi ijin, kenapa harus takut,” papar Iwan.

Pantauan Tribun dilapangan, ratusan warga tersebut tiba di PT Buana Transferindo sekitar pukul 08.30 WIB, namun hingga pukul 09.20 WIB tidak satupun pihak perusahaan keluar menemui warga, hingga akhirnya warga bergerak menuju ke kawasan Cut and File PT Buana Transferindo yang berada tidak jauh dari lokasi perusahaan tersebut, hingga akhirnya memaska pulang sejumlah pekerja Cut and File PT Buana Transferindo tersebut.

Merasa keluhan mereka tidak ditanggapi, usai memaksa pulang para pekerja cut and file PT Buana Transferindo, ratusan warga yan tergabung dari RW03 dan RW 04 kemudian mendatangi Kantor Lurah Tanjung Riau.

“Kami bukannya menolak Investasi di daerah kami, namun kami berharap agar pemerintah bisa melihat investasi seperti apa yang masuk disini,” teriak salah seorang warga didepan kantor Lurah Tanjung Riau yang disambut tepukan tangan dari sejumlah warga lainnya.

Tidak hanya itu, bahkan ada seorang ibu-ibu dengan menggendong anaknya meminta agar Lurah menjebatani warga perluasan PT Buana Transferindo distop, mengingat dari aktivitas Sandblasting sebelumnya membuat anak-anak kecil yang ada di sekitar perusahaan menglamai sesak nafas.

“Ni lihat anak saya Pak Lurah, hampir tiga bulan di Opnam gara Sandblasting PT Buana Transferindo atau yang sebelumnya bernama PT Buana Nongsa Jaya ini,” gerutunya seraya mengeluhkan hasil hearing Komisi 1 dan Komisi 3 DPRD Kota Batam terkait permaslahan ini yang sampai saat ini sama sekali tidak ada hasilnya.

Senada juga diungkapkan Sekretaris LPM Tanjung Riau, Selkon yang menuturkan jangan pemerintah mengombang ambingkan permasalahan ini dan jangan membenturkan warga dengan pengusaha. “Walikota sempat menjanjikan akan mempertemukan pihak mesyarakat, pemerintah dan perusahaan, namun sampai saat ini tidak ada realisasinya,” sebut Selkon.

Menanggapi hal ini Lurah Tanjung Riau, Adi Waluyo menuturkan akan secepatnya menindak lanjuti permaslahan ini. “Senin kami akan melayangkan surat ke instansi terkait, seperti Bapedal, Badan pertanahan yang berkenaan kampung tua, BP Kawasan, Kecamatan dan Walikota Batam,” kata Adi saat menerima ratusan warga tersebut.

Untuk itu, Adi berharap agar para Warga bisa sedikit bersabar dalam menerima permasalahan ini. “Saya tidak akan main-main, secepatnya akan saya tindak lanjuti, karena saya disini untuk warga, bukan diri saya pribadi maupun perusahaan,” tegas Adi seraya meminta warga pulang kerumahnya masing-masing.

Sayangnya sampai saat ini, tidak satupun pihak perusahaan yang bisa dikonfirmasi atas permasaalahn ini. (mau).

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved