Arus Mudik 2012

Kami Terpaksa Berdesakan di Kapal

Minimnya Kapal Layanai Masyarakat Pesisir

zoom-inlihat foto Kami Terpaksa Berdesakan di Kapal
Tribun Batam/ Istimewa
Penumpang di Pelabuhan Domestik Sri Binta Pura

Laporan Tribunnews Batam, Thom Limahekin

TRIBUNNEWSBATAM, TANJUNGPINANG - Kekurangan jumlah armada kapal untuk melayani daerah-daerah kepulauan di Kepri, kembali dialami masyarakat pesisir di Kepulauan Riau. Warga di daerah itu pun merasakan kesulitan dan harus berdesak-desakan di dalam kapal untuk menjalani pelayaran mudik lebaran.

Kisah miris itu diutarakan Abdul Saih, Kepala Desai Binjai Ranai kepada Tribun, Selasa (14/8). Ia mengatakan, berdesak-desakan dengan ratusan orang dalam kapal perintis KM Trigas 3 dari Penagih-Ranai, Kepri ke Sentete, Sambas, Kalimantan Barat.

Selama pelayaran menunju Sentete, semua penumpang pun diliputi rasa cemas akan kondisi kapal, karena khawatir dengan jumlah penumpang yang terlalu banyak di kapal tersebut.

Kurangnya armada kapal yang membuat ribuan warga harus berdesak-desakan dalam sebuah kapal misalnya terjadi pada KM Trigas 3 atau yang lazim disebut Perintis, seperti yang dituturkan oleh Abdul Saih, kepala desa Binjai Ranai, Selasa (14/8).

"Saya naik di Penagih, hari Jumat (10/8) pagi. Kapal itu kemudian berlayar ke Subi, Serasan, dan singgah di Santete (Kalimantan Barat_red), hari Minggu (12/8). Penumpangnya banyak sekali. Pokoknya penumpang yang naik tak bisa bergerak lagi," ujar Abdul kepada Tribun melalui telepon selulernya.

Hampir semua penumpang yang berlayar dengan KM Trigas 3 saat itu tidak mendapatkan tempat yang nyaman selama  pelayaran.

Abdul sendiri tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah penumpang yang berlayar kala itu. Namun, sejauh matanya memandang, dari haluan sampai ke buritan kapal, semuanya sarat penumpang. Kebanyakan penumpang melewati hari-harinya di laut dengan berdiri.

Memang, ada sedikit saja penumpang yang beruntung karena bisa mendapat tempat seukuran kasur. Namun, itu pun tidak gratis. Mereka dipungut biaya tambahan Rp 200 ribu sebagai biaya sewa kasur.

"Habis tidak ada kapal, mau bagaimana lagi. Semuanya mau pulang lebaran. Biar berdiri pun tak apa-apa. Kalau tidak, penumpang tak dapat kapal lagi. Kapal Trigas 3 ini berlayar kembali selang 11 hari. Sementara kapal lain Bukit Raya, berlayar kembali selang 14 hari. Mana bisa terkejar lagi dapat lebaran," aku Abdul kepada Tribun.

Kendatipun harus berdesak-desak di dalam kapal, Abdul dan penumpang lain yang menumpang KM Trigas 3 akhirnya selamat tiba di Santete. Abdul sendiri begitu bersyukur  pelayaran tersebut karena didukung cuaca yang baik.

Dia sendiri mengaku tak bisa membayangkan apa yang bakal terjadi seandainya kapal yang ditumpanginya itu berlayar dalam kondisi cuaca buruk.

"Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kami memang selamat sampai di tempat tujuan karena cuacanya baik. Saya tidak tahu lagi kalau waktu itu cuacanya buruk. Saya sebagai warga berharap supaya kapal yang melayani daerah kepulauan ini ditambah lagi. Saya dengar Pak Gubernur (HM Sani_red) berjanji akan datangkan lagi satu kapal. Tetapi sampai sekarang kapal itu belum datang juga," ungkap Kades Binjai itu.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved