Tabrakan Kapal di Laut Batam Singapura

Saat Ditemukan, Korban Kapal MV Thorco Cloud yang Tenggelam Sudah Melepuh

Kondisi korban saat itu sudah membengkak dan bagian wajah melepuh.

tribunnews batam/leo
Evakuasi satu mayat yang diduga anak buah kapal (ABK) Kapal MV Thorco Cloud ditemukan, Selasa (22/12/2015) sekitar pukul 12.00 WIB. 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Enam korban tenggelamnya kapal kargo MV Thorco Cloud pasca ditabrakan kapal tanker MT Stolt Commitmen di perairan internasional atau perbatasan perairan Indonesia-Singapura, Rabu (16/12/2015), hingga kini masih ditemukan satu orang.

Satu anak buah kapal (ABK) yang ditemukan hari ini, Selasa (22/12/2015) berjenis kelamin laki-laki.

Sekalipun belum ada pernyataan resmi dari tim identifikasi yang menyatakan bahwa mayat itu benar anak buah kapal (ABK) MV Thorco Cloud tersebut, setidaknya, pakaian yang dikenakan saat ditemukan mengapung memberikan gambaran.

Ia ditemukan di atas air berjarak sekitar 2 mil dari lokasi kejadian.

Saat ditemukan, ia mengenakan pakaian 'safety ' berwarna silver model terusan dalam kondisi masih utuh.

Berdasarkan data dari gambar yang diperoleh, di punggung baju korban terlihat jelas tulisan "Reederei" dan di bawahnya ada tulisan "H.P. Eckhoff".

Mayat tersebut ditemukan Selasa (22/12/2015) sekitar pukul 12.00 WIB oleh kapal patroli KN 330 milik Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP).

Kondisi korban saat itu sudah membengkak dan bagian wajah melepuh.

Demikian juga bagian jari kedua tangan korban tinggal tulang.

Setelah ditemukan, langsung dibawa ke RSBP jalan Cipto Mangunkusumo, Sekupang, Batam, guna identifikasi.

Sampai Selasa sore, belum ada informasi resmi hasil dari identifikasi.

Kepala Kantor Pelabuhan Kelas I Batam, Capt Gajah Rooseno, ketika ditemui di ponton pelabuhan domestik mengatakan, jasad korban diindetifikasi terlebih dahulu ke RSBP.

Setelah diketahui, identitasnya, maka jasad korban akan diserahkan ke pihak keluarga.

Jika nanti belum ditemukan pihak keluarga korban, maka pemangku  akan mencari agency yang bertanggungjawab kepada korban.

"Nanti kami cari solusi, kalau tidak ada keluarga nanti kami cari siapa agen korban atau kapal itu," kata Rooseno.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved