Warga Katolik Santo Alosius Rabata Hikmat Ikuti Jalan Salib Penebusan Dosa oleh Tuhan Yesus
Ratusan jemaat Umat Gereja Katolik Santo Alosius Rabata Sungai Pancur, Tanjung Piayu, mengikuti parodi jalan salib.
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Ratusan jemaat Umat Gereja Katolik Santo Alosius Rabata Sungai Pancur, Tanjung Piayu, mengikuti parodi jalan salib.
Jalan salib untuk menggambarkan kesengsaraan yang dialami oleh Tuhan Yesus sebelum disalib di bukit Gogota.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Rumah Retret SS CC Tanjungpiayu, Sei Beduk, Batam, Jumat (25/3/2016).
Acara jalan salib berlangsung dengan hikmat.
Umut Gereja Katolik terlihat larut dalam perenungan terhadap apa yang dialami oleh Yesus sebelum disalibkan.
Drama yang diperankan umat Katolik tersebut dimulai dari penangkapan Yesus Kristus, penghinaan dan penyiksaan sampai Yesus disalibkan di bukit Golgota.
Acara semakin hikmat saat Romo Niko menyampaikan renungan suci, yang mengatakan Yesus mati di kayu salib hanya untuk menebus dosa manusia.
"Di dalam salib tersebut ada saudara kita, ada musuh kita, ada kedengkian, ada kebencian. Namun semuanya sudah ditebus dengan pengorbanan Yesus di kayu salib. Oleh sebab itu dengan perayaan Paskah ini mari kita tinggalkan semua kejahatan dan kebencian, mari kita mengampuni saudara kita dan musuh kita," kata Romo Niko.
Romo Niko juga menuturkan tiada hadiah yang terindah yang diberikan Yesus selain pengorbanan di kayu salib.
"Dia menebus dosa manusia, dia membebaskan umatnya dari segala dosa, dan sakit penyakit. Mari kita renungkan betapa besar pengorbanan Yesus terhadap umatnya, sampai Yesus rela mati dikayu salib hanya untuk menelamatkan umatnya," kata Romo Niko.
Sementara di tempat yang sama, panitia pelaksanaan acara Nikolaus menuturkan, makna dari acara parodi perjalanan salib adalah mengajarkan umat lebih mengahayati pengorbanan dan kerelaan Tuhan Yesus untuk menebus dosa-dosa Manusia.
" Acara ini juga untuk mengingatkan umatNya untuk mengenang betapa besarnya pengorbanan yesus untuk menebus segala pelanggaran umatnya," kata Nikolaus. (*)