Balon "Pantat Besar" Terhempas Saat Ujicoba. Untung Tidak Meledak. Lihat VIDEONYA

Airlander ini dirancang untuk pengangkutan masa depan yang hemat bahan bakar tetapi membawa beban lebih berat dari penerbangan konvensional.

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, LONDON - betul-betul tragis. Balon udara raksasa Arilander 10 yang dijuluki "Pantat Besar" terhempas saat ujicoba di Cardington Airfield, Bedfordshire, Inggris, Rabu (24/8/2016) siang.

Untung saja balon raksasa itu tidak meledak. Sebab, is lambung balon itu berisi helium yang bisa terbakar jika meledak.

Balon yang merupakan rekayasa terbaru setelah 85 tahun ini baru diperkenalkan selama tujuh hari ke publik. Balon itu panjangnya 320 kaki dan mulai terbang perdana, Rabu pekan lalu.

Pesawat ini berbobot sepuluh ton dengan nilai proyek £ 25 juta atau sekitar Rp 350 miliar. Balon ini diklaim bisa terbang selama lima hari di angkasa tanpa awak.

Balon yang awalnya dirancang oleh militer Amerika Serikat, namun pengembangannya kemudian dihentikan tahun 2013. Setelah itu, Hybrid Air yang merancangnya mendapat sponsor dari Inggris. Hybrid Air mengklaim pesawat ini sebagai inovasi besar untuk penerbangan alternatif masa depan.

Pesawat terbesar di dunia ini mengalami kerusakan kokpit. Pakar penerbangan memperkirakan kerusakan ini akan menelan biaya sekitar £ 20 ribu.

Dalam video kecelakaan, kendaraan ini tampak sedang terbang dalam gerak yang lambat. Namun, perlahan-lahan, bagian depan pesawat menukik ke bawah dan mendarat dengan keras.

Airlander 10: Pesawat, yang dapat membawa beban seberat sepuluh ton, jatuh di Cardington Airfield di Bedfordshire, Rabu hari ini

Para penonton yang menyaksikan dari kejauhan terlihat kaget dan khawatir. "Ya Tuhan, apakah pesawat itu bisa meledak?" kata seorang penonton seperti dikutip Mailonline.

Sebelum mendarat di tanah, pesawat itu sempat menabrak tiang telekomunikasi.

Juru bicara Hybrid Air mengatakan, "Hari ini prototipe Airlander 10 melakukan uji terbang kedua dan terbang selama 100 menit, menyelesaikan semua tugas yang direncanakan sebelum mendarat di Cardington," katanya. "Tidak ada kerusakan berarti dan tidak mengganggu program kita secara keseluruhan."

Tentunya, pengembangan Airlander 10 ini menjadi taruhan bagi perusahaan tersebut. Sebab, setelah rekayasa balon udara gagal tahun 1937 di Hindenburg, AS. Pesawat jatuh saat ujicoba dan menewaskan 35 warga sipil. Sejak itu, tidak ada lagi rancangan baru untuk balon udara sejenis.

"Kedua pilot dan awak di darat aman. Pesawat dijamin stabil dan normal. Hybrid Air memiliki prosedur yang kuat dalam kegiatan uji terbang ini," kata jubir Hybrid Air.

Airlander ini dirancang untuk pengangkutan masa depan yang hemat bahan bakar tetapi membawa beban lebih berat dari penerbangan konvensional.

Jika ujicoba ini berhasil, perusahaan ini berharap bisa membuat pesawat yang lebih besar dari Airlander 10 dan mampu membawa 50 ton barang di awal tahun 2020 nanti. Namun, biaya investasinya bisa mencapai £ 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun.

Menurut perusahaan, pesawat ini lebih aman dari ujicoba sebelumnya yang menggunakan hidrogen dan gas. Helium, kata mereka, tidak mudah terbakar.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved