40 Tahun Kematian Diktator Cina Mao Zedong, Jasadnya Masih Belum Dikuburkan

Hingga 40 tahun setelah kematiannya, China masih belum menemukan tempat untuk Mao Zedong.

AP/DW
Jenazah Mao Zedong. Tangan Mao Zedong bersimbah darah rakyat Cina. Salah satu program politiknya, Lompatan Jauh ke Depan yang dilancarkannya tahun 1958 buat menyontek model ekonomi Uni Soviet menewaskan hingga 45 juta orang. Seakan tidak kapok, hampir 10 tahun kemudian ia mendeklarasikan Revolusi Kebudayaan buat memberangus budaya borjuis. Hasilnya sekitar 30 juta orang meninggal dunia. 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BEIJING- Hingga 40 tahun setelah kematiannya, Cina masih belum menemukan tempat untuk Mao Zedong.

Sikapnya yang anti-kapitalisme tidak sejurus dengan wajah modern Cina, tapi banyak petinggi pemerintah yang berutang kuasa padanya.

Jumat, 9 September 2016, atau 40 tahun setelah kematiannya, bayang-bayang Mao Zedong belum pudar, seperti dilaporkan Deutche Welle, Jumat (9/9/2016).

Jenazahnya masih bersemayam di jantung kota Beijing. Wajahnya menghiasi hampir setiap dompet dalam bentuk mata uang.

Namun, ironisnya adalah sebuah hal yang tabu di Cina untuk mendiskusikan peran sejarah sang pemimpin besar.

Mao Zedong mewakili dua wajah Partai Komunis Cina.

Ia dianggap serupa Lenin yang membawa komunisme pada kekuasaan, tapi juga merupakan seorang Stalin yang membantai jutaan nyawa saat berkuasa.

Jelang peringatan 40 tahun kematiannya, 9 September, Partai Komunis Cina memublikasikan resolusi sepanjang 23.000 kata yang mendeskripsikan Mao.

Disebutkan, Mao sebagai seorang "Marxis besar dan revolusioner proletariat, seorang strategis dan pecinta teori," yang "melakukan kesalahan besar."

"Anda tidak bisa menyentuh kredibilitas, reputasi dan citra Mao tanpa memperlemah pondasi Partai Komunis China," kata pakar politik Universitas Hong Kong, Frank Dikotter.

Di bawah Presiden Xi Jinping, pemerintah China memastikan semua orang menganut pedoman serupa soal Mao.

Prinsip yang dianut mengikuti asas 70-30, bahwa 70 persen kiprah Mao adalah hal baik, sementara sisanya merupakan "kesalahan."

"Ada semacam amnesia yang diwajibkan negara perihal catatan sejarah asli Mao," kata Fei Ling Wang, pakar China di Institut Teknologi Georga

Kritik terhadap Mao pernah berujung pada pemecatan terhadap seorang pembawa acara televisi China tahun lalu.

Tapi memuji ideologinya juga berarti melecehkan wajah kapitalisme China yang dibawa Partai Komunis China dalam beberapa dekade terakhir.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved