40 Tahun Kematian Diktator Cina Mao Zedong, Jasadnya Masih Belum Dikuburkan

Hingga 40 tahun setelah kematiannya, China masih belum menemukan tempat untuk Mao Zedong.

AP/DW
Jenazah Mao Zedong. Tangan Mao Zedong bersimbah darah rakyat Cina. Salah satu program politiknya, Lompatan Jauh ke Depan yang dilancarkannya tahun 1958 buat menyontek model ekonomi Uni Soviet menewaskan hingga 45 juta orang. Seakan tidak kapok, hampir 10 tahun kemudian ia mendeklarasikan Revolusi Kebudayaan buat memberangus budaya borjuis. Hasilnya sekitar 30 juta orang meninggal dunia. 

Sejumlah penduduk China masih memuja Mao bak Tuhan, kata Li Yaxing, profesor Maoisme di Universitas Xiangtan, kampung halaman sang pemimpin besar itu.

"Tidak seorangpun sempurna. Bahkan Revolusi Kebudayaan adalah kesalahan yang dia buat dalam mencari bentuk sosialisme dengan karakter China," ujarnya.

Buat Dikotter, hubungan petinggi Partai Komunis China dengan Mao berada pada level personal.

Buat mereka kekacauan pada era Mao juga tercatat dalam sejarah keluarga.

"Kebanyakan pemimpin dan keluarga mereka terlibat menggulirkan Revolusi Kebudayaan, termasuk keluarga Xi Jinping," katanya.

"Semua petinggi partai berkepentingan bahwa sejarah tersebut tidak diutak-utik," imbuh Dikotter.

"Semua berkepentingan bahwa potret Mao tetap terpampang di dinding," katanya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved