Dodi Wahyudi Disegani Sekaligus Dibenci Dimas Kanjeng. Ini Sebabnya
Saat bertemu, Taufik dan Dodi hanya saling menyapa. Ia menyebut terakhir kali melihat Dodi di Padepokan itu pada 2014 lalu.
BATAM.TRIBUNNEWS.COM. PROBOLINGGO - Nama Dodi Wahyudi mendadak kondang karena disebut membawa uang Rp 1 triliun yang dikumpulkan Dimas Kanjeng Taat Pribadi dari ribuan pengikutnya.
Dodi dikenal sebagai sosok yang sering membawa lari uang Dimas Kanjeng.
Tidak hanya uang dalam bentuk rupiah, informasinya Dodi juga membawa lari mata uang asing berupa dolar AS.
Namun Penasihat Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, Taufik, mengaku tidak sebegitu kenal dengan Dodi.
Saat bertemu, Taufik dan Dodi hanya saling menyapa. Ia menyebut terakhir kali melihat Dodi di Padepokan itu pada 2014 lalu.
"Setelah itu, sampai sekarang, saya tidak melihat wajahnya sama sekali," katanya saat ditemui di Probolinggo, Jawa Timur, Senin (3/10).
Taufik menjelaskan, Dodi itu merupakan sosok yang paling disegani di padepokan ini.
Di mata Dimas Kanjeng, Dodi berhasil mencari ratusan pengikut untuk masuk ke dalam padepokan ini.
"Makanya yang mulia (Dimas Kanjeng) mengangkatnya sebagai sultan agung. Sultan agung itu istilahnya koordinator para sultan yang ada. Jadi, posisinya di bawah yang mulia langsung," terangnya.
Meski berprestasi, kata Taufik, Dodi juga dibenci oleh Dimas Kanjeng. Pasalnya, banyak uang Dimas Kanjeng yang dibawa lari oleh Dodi. Oleh karena itu, Dodi jarang sekali datang ke padepokan.
"Setahu saya, Dodi ini tidak pernah datang meski dipanggil yang mulia berulang kali. Dicari di rumahnya juga tidak ada," ungkapnya.
Ditambahkan, Dodi ini pernah dipercaya Dimas Kanjeng mengambil uang gaib di Banten sebanyak lima kantong.
Kantong itu berisi uang dolar AS. Namun, Dodi justru menghilang dan tidak datang ke padepokan beberapa minggu.
"Hampir tiga mingguan, dia menghilang. Setelah itu, ia datang ke padepokan dan hanya menyetorkan dua kantong, sedang tiga kantong dilaporkan hilang. Dua kantong itu isinya sudah dikurangi sama Dodi," jelasnya.
Padahal, lanjut Taufik, uang itu akan digunakan untuk menyejahterakan umat manusia.