Dimas Kanjeng Ditangkap

Ditawari Uang Rp 1 Juta jadi Rp 1,5 M. Meski Kurang Percaya AS Tetap Setor Juga ke Dimas Kanjeng

Saya sebelumnya mendengar kehebatan mendatangkan uang gaib si Dimas Kanjeng dari teman, saudara, orang pasar, dan media sosial

Editor: Mairi Nandarson
youtube
Dimas Kanjeng Taat Pribadi 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Para pengikut Dimas Kanjeng berasal dari berbagai profesi.
Bahkan kalangan terdidik dan pengelola lembaga pendidikan. Janji manis uang bisa digandakan membuat santri Dimas Kanjeng Taat Pribadiyang mengurusi lembaga pendidikan ini “lupa diri” dan “hilang akal”.

Salah satunya AS (32), warga Kabupaten Probolinggo. AS adalah jebolan pondok pesantren dan di rumahnya mengelola lembaga pendidikan.

Teman-temannya kebanyakan adalah guru dan pengurus lembaga pendidikan.

Awalnya, dia menjalani hidup seperti air mengalir tanpa target ekonomi yang muluk-muluk.

Lalu, jalan pikirannya berubah pada awal 2014.

Saat itu, dia bertemu temannya sesama pengurus lembaga pendidikan dan mengajaknya bergabung menjadi santri Padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi, yang berpusat di Desa Wangkal, Kecamatan Gading, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

“Dia bercerita banyak soal kesaktian Dimas Kanjeng.

Saya sebelumnya juga telah mendengar kehebatan mendatangkan uang gaib si Dimas Kanjeng dari teman, saudara, orang pasar, dan media sosial.

Teman saya itu jadi koordinator padepokan.

Menurutnya, santri yang membayar mahar Rp 1 juta bisa mendapatkan Rp 1,5 miliar,” katanya kepada Kompas.com, Minggu (16/10/2016).

Karena tuntutan ekonomi dan harga bahan pokok merangkak naik, AS berpikir keras berhari-hari atas ajakan temannya tersebut.

Dia setengah yakin separuh tidak percaya. Tapi, derasnya cerita bahwa Dimas Kanjeng memiliki kesaktian dan mendengar bahwa santri lainnya mendapatkan pencairan uang berlipat-lipat dari nilai yang disetor membuatnya lupa diri.

“Saya lupa diri dan hilang akal. Akhirnya saya putuskan untuk menjadi pengikut dengan menyetor mahar kepada koordinator itu,” kisahnya.

AS merinci, setoran pertama Rp 500.000, kemudian Rp 1 juta, Rp 500.000, Rp 1 juta, dan terakhir Rp 500.000.
Total yang dia setor Rp 3,5 juta. Tanpa kuitansi, tanpa hitam di atas putih, atas dasar kepercayaan saja sambil berharap uangnya cair Rp 3,5 miliar.

“Uang itu milik lembaga pendidikan saya yang saya pinjam. Juga penghasilan saya dari honor dan hasil jualan produk.
Saya sempat meminjam ke teman-teman untuk menambah setoran, tapi hanya Rp 3,5 juta yang saya setor,” tuturnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved