Dua WNI Ini Simpan Kisah Pilu Korban Trafficking Sebelum Akhirnya Jadi Penasihat Presiden AS
Ima dan Shandra, menceritakan secara singkat kisah masa lalunya yang sempat mengalami pemaksaan, penipuan, dan ancaman.
Ia memberanikan diri untuk pergi ke Amerika untuk menjadi asisten rumah tangga.
"Karena merasa tidak nyaman masih kecil sudah menikah, kemudian saya dijanjikan agen untuk bekerja di Amerika sebagai pengasuh bayi, dengan upah sekitar 1,5 juta rupiah," katanya.
Ia pun memutuskan untuk pergi ke Amerika.
Ima mengaku, apa yang dijanjikan agen tersebut tidak ditepati.
Ia mesti kerja 18 jam, tanpa diberi upah selama empat tahun.
"Saya dipukuli, tidak berani melawan, mau mengadu juga daya bingung mau ngadu ke siapa," katanya.
Ima yang kebetulan bisa berbahasa Inggris, mengirimkan surat kepada tetangganya untuk meminta bantuan.
"Saya minta tolong ke tetangga dan tidak lama kemudian saya akhirnya bisa terbebas dari majikan saya," ujar Ima.
Shandra yang bertemu Ima di Amerika kemudian mendirikan suatu lembaga bernama 'Mentari' yang membantu korban-korban trafficking agar bisa terlepas dari permasalahan yang dialami korban tersebut.
"Kita mulai mendirikan lembaga mentari untuk menbantu korban agar berbaur ke dalam masyarakat dan menghubungkan mereka ke pasar kerja," tutur Shandra.
Setelah mengalami hal yang tidak mengenakkan, akhirnya Shandra dan Ima diangkat menjadi Dewan Penasehat Presiden Amerika Serikat dibidang Human Trafficking.
Hingga saat ini, Shandra dan Ima diketahui masih aktif menjadi Dewan Penasehat Presiden Amerika Serikat.
"Sejak Desember tahun 2015 sampai sekarang masih menjadi bagian dari Dewan Penasehat Gedung Putih," ujar Ima.
Sebelumnya, Shandra dan Ima terlebih dahulu mendirikan suatu lembaga bernama 'Mentari' yang membantu korban-korban trafficking agar bisa terlepas dari permasalahan yang dialami korban tersebut.
"Sebelum jadi Dewan Penasehat kita telah mendirikan lembaga mentari untuk menbantu korban agar berbaur ke dalam masyarakat dan menghubungkan mereka ke pasar kerja," kata Ima. (tribunnews bogor)