Perampokan Sadis di Jakarta Timur

Daftar Hitam Kejahatan Ramlan Butar Butar yang Akhirnya Tewas di Ujung Timah Panas

Ramlan yang dikenal warga Gang Kalong sebagai sopir angkot K 11 trayek Bantargebang-Bekasi, ternyata punya daftar panjang kejahatan.

Istimewa
Seorang terduga pelaku pembunuhan sadis di Pulomas yang ditembak polisi. 

Teguh mengatakan Ramlan yang dikenal bergerak dengan Geng Medan ini tak segan melumpuhkan korbannya.

Modus yang digunakan hampir mirip dengan yang terekam di CCTV di Pulomas.

Komplotan Ramlan masuk dengan leluasa sebelum menodong dan mengikat atau menyekap orang yang ada di rumah.

Teguh mengungkapkan sebelum tertangkap pada Agustus 2015, Ramlan juga masuk DPO Polresta Depok atas aksi perampokan perhiasaan dan uang di toko material di Cimanggis pada 2015, di rumah artis lawas Farouq Avero di Sawangan pada 2014, dan di toko Gas Alam Grosir di Cimanggis pada 2014.

Pada 2014, jejak Ramlan juga terendus di rumah mewah di Cikarang pada 2014, di ruko di Cikarang pada 2014, dan di belakang Terminal Baranangsiang pada 2015.

Saat ditangkap pada 2015 lalu, Ramlan sempat mengungkapkan kepada polisi ia juga ditangkap pada 2013, dan sebelumnya mendekam di Lapas Bulak Kapal pada 2008.

Sejumlah penelusuran juga menunjukkan Ramlan tak hanya melancarkan aksinya di Jabodetabek, pada 2010, Ramlan pernah ditangkap Polda Jateng karena merampok di Tegal dan di Surakarta.

Pada 2007, dia juga pernah beraksi di Cirebon, Jawa Barat.

Kata Teguh, sejak dipecat sebagai sopir taksi pada 2002 silam, Ramlan mengajak teman-temannya untuk mencari nafkah dengan merampok.

Ramlan yang terkenal dengan langkah pincang akibat sakit ginjal ini akhirnya tewas diberondong timah panas.

Adiknya, R, juga kini dalam penahanan polisi untuk diperiksa keterlibatannya dalam aksi perampokan sadis di Pulomas.

Peristiwa penyekapan sadis di Jalan Pulomas Utara Nomor 66 dilakukan Ramlan bersama Erwin Situmorang, Yus Pane, dan Sinaga dengan menyekap 11 penghuninya sejak Senin sore (26/12/2016) hingga Selasa Pagi (27/12/2016) di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter persegi.

Pemilik rumah, Dodi Trianto (59) tewas bersama anaknya Diona Arika Andra Putri (16) serta Dianita Gemma Dzalfayla (9) yang juga meninggal. Teman Dianita yang sedang menginap, Amelia Callista (10), kedua sopir Dodi, Tasrok (40) dan Yanto, juga tewas dalam penyekapan itu.

Hasil otopsi memastikan mereka meninggal karena kehabisan oksigen. Mereka yang selamat adalah anak Dodi, Zanette Kalila Azaria (13), serta tiga pekerja di rumah Dodi yaitu Santi (22), Fitriani (23), Windy (23), dan Emi (41). (kompas.com)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved