Perampokan Sadis di Jakarta Timur
Di Kampungnya, Otak Pembunuhan di Pulomas Dikenal Baik Hati dan Royal Terhadap Teman
Ramlan Butarbutar lahir dan besar di Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Lubukpakam III Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Laporan: Indra Gunawan Sipahutar
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, LUBUKPAKAM - Tewasnya Ramlan Butar Butar, perampok sadis yang dijuluki Kapten Pincang menjadi buah bibir di kampung halamannya, Lubukpakam, Sumatera Utara.
Ramlan yang mendalangi perampokan dan pembunuhan keluarga Dodi Triono di Pulomas, Jakarta, menjadi perbincangan kawan-kawan masa kecilnya.
Ramlan Butarbutar lahir dan besar di Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Lubukpakam III Kecamatan Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Namun sebagian warga tak terkejut perihal ditembaknya Ramlan hingga tewas.
Reputasi Ramlan sudah lama diketahui di kampungnya sebagai penjahat.
"Kalau seperti itu (merampok) memang kerjaannya dari dulu. Saat SD dan SMP dia tinggal di Lubukpakam ini. Setelah itu merantau ke Jakarta. Pernah juga pulang ke sini bawa anak-anaknya," ucap warga yang enggan membeberkan namanya saat berbincang denganTribun Medan.
Kini rumah yang ditempatinya semasa kecil bersama orangtuanya, ditinggali kakak kandungnya, Dahlan Butar Butar.
Kedua orangtuanya juga meninggal dan dikuburkan di Jakarta.

Ramlan Butar Butar yang tewas saat ditangkap polisi
Tepat di sebelah rumah Dahlan terdapat warung kopi.
Di warung kopi inilah beberapa warga membicarakan tragedi pembunuhan sadis, berupa penyekapan 11 orang di toilet hingga menewaskan enam orang.
Meskipun namanya sudah kesohor sebagai perampok, namun Ramlan tidak petentang-petenteng di kampungnya.
Ia justru dikenal baik dan royal terhadap kawan-kawannya dan tidak pernah arogan.
"Meskipun jahat, Ramlan ini kalau pulang kampung royal juga sama warga sini. Dia itu selalu nyuruh minum-minum. Nanti dia yang bayari. Kadang rokok kawannya pun dibayarinya. Memang dia tidak kasih uang, tapi orangnya royal kali," ujar Boru Manurung, tetangganya.