ATB: Tahun 2020 Batam Diprediksi Alami Krisis Air
Sumber air yang tersedia di waduk di Kota Batam, Diperkirakan hanya akan bertahan hingga tahun 2020.
BATAM.TRIBUNEWS.COM, BATAM - Sumber air yang tersedia di waduk di Kota Batam, Diperkirakan hanya akan bertahan hingga tahun 2020.
Hal ini akan terjadi jika tidak ada usaha dan upaya serta kerjasama antara pihak yang berwenang (BP Batam) dalam mengelola dan menjaga sumber air yang ada saat ini.
Mengatasi persoalan krisis air bersih di Pulau Batam, kiranya harus menjadi perhatian serius semua elemen. Mengingat kebutuhan air bersih yang terus meningkat setiap tahunnya membuat BP Batam sebagai pemilik waduk di Batam terus mengembangkan sumber-sumber air baku baru untuk bisa diolah.
"Salah satunya mengembangkan waduk Tembesi. Waduk ini waduk ke enam yang disiapkan oleh BP Batam. Selain itu, Batam sudah tidak memiliki lagi area untuk dijadikan waduk," jelas Enriqo Moreno, Corporate Communication Manager ATB.
Sumber air di Batam diketahui bersama, berasal dari waduk yang tersebar dibeberapa lokasi.
Diantaranya waduk yang sedang digunakan ATB untuk pengelolaan air baku yakni waduk Sei Harapan, waduk Sei Ladi, waduk Nongsa, waduk Mukakuning dan waduk Duriangkang.
Oleh karena itu, BP Batam harus segera menyiapkan waduk Tembesi untuk menyediakan air baku yang kemudian diolah menjadi air bersih oleh ATB.
Waduk Tembesi dengan kapasitas produksi air bersih sekitar 600 liter per detik ini juga dihadapkan dengan persoalan daerah tangkapan air.
Kondisi saat ini di beberapa titik daerah tangkapan air di lingkungan waduk Tembesi sudah beralih fungsi sehingga kurang dapat berfungsi dengan baik.
Keberadaan waduk pun terancam mengingat waduk sudah mulai mengalami pendangkalan akibat aktivitas tambang pasir di sekitarnya.
Selain itu, disekitar kawasan tersebut juga sudah dijadikan tempat berkebun ataupun berternak dengan alasan untuk mencari sumber kehidupan. Seperti beternak, budidaya ikan, keramba hingga jaring apung.
Dari total kapasitas produksi waduk di Batam saat ini sebesar 3.610 liter/detik. Sementara total kapasitas waduk yang ada sebesar 3.820 liter/detik. Kemudian rata-rata pertambahan jumlah penduduk di Batam sebesar 10 persen setiap tahunnya.
"Sehingga diperkirakan kebutuhan air baku di dalam waduk yang terdapat di Batam dari jumlah produksi 3.610 hanya akan bertahan selama dua tahun kedepan (2018). Ini dapat diketahui dari kapasitas produksi dan kapasitas waduk yang tidak bertambah secara signifikan," lanjut Enriqo.
Dengan hadirnya waduk Tembesi nantinya, sebenarnya merupakan angin segar bagi kebutuhan air baku di Batam hanya saja penambahan kapasitas 600 liter perdetik juga tidak akan mampu bertahan lama.
Mengingat tambahan suplai dari Tembesi hanya akan menambah kapasitas produksi sebesar 4.210 liter/perdetik.