Remaja Anambas Ini Mendapat 50 Jahitan di Tubuh, Jatuh Saat Memanen Buah Cengkih
Remaja ini harus mendapatkan 50 jahitan di tubuhnya setelah terjatuh akibat tangga patah saat memanen buah cengkih
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, ANAMBAS - Musibah terhadap anak kembali terjadi di Anambas. Berniat membantu orangtua, PMP (17) pelajar kelas IX SMPN Sedak Desa Tarempa Timur, Kecamatan Siantan terjatuh dari tangga bambu yang ia pergunakan untuk memanjat pohon cengkih milik keluarganya.
Buluh bambu yang patah itu pun, mengenai betis dan pahan kanan anak kelahiran 1 Maret 2000 ini sehingga harus mendapat perawatan di Puskesmas Tarempa. "Kejadiannya Minggu (29/1/2017) kemarin di Butun Desa Tarempa Timur Kecamatan Siantan. Kami mendapat informasi ini dari Bu Sri Wahyuni (Ketua FKDM,red). Kami cek ke Puskesmas Tarempa, rupanya sudah pulang ke rumah saudaranya di Tarempa," ujar Arman Andrias komisioner Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kabupaten Kepulauan Anambas Rabu (1/2/2017).
Bersama sejumlah komisioner lainnya, pihaknya pun mengunjungi rumah saudara korban yang berlokasi di jalan Diponegoro Kelurahan Tarempa Kecamatan Siantan. Saat ditemui, kondisi PMP mengalami jahitan pada betis dan pada bagian kanan. Terdapat sekitar lima puluh jahitan untuk mengobati luka yang dialami oleh anak itu.
"Jadi ketika memanjat pohon cengkih menggunakan tangga bambu, bilah bambunya patah. Saat memanjat pun, korban memakai celana pendek," ungkapnya.
Arman bersama komisioner KPPAD pun, sempat khawatir bila anak tersebut dipekerjakan. Namun hal tersebut ditepis oleh pihak keluarga korban termasuk korban sendiri. Pihak KPPAD pun menyayangkan, karena dengan adanya musibah ini, hak korban untuk mendapatkan pendidikan menjadi terganggu.
"Kami sayangkan sekolah dia terganggu. Karena untuk masa penyembuhannya paling tidak memerlukan waktu selama dua minggu. Kami pun mengimbau agar lebih memperhatikan keselamatan anak. Dalam hal ini, kami bukan melarang anak membantu orangtua," tegasnya.
Seperti diketahui, cengkih menjadi salahsatu komoditas di Anambas selain hasil kelautan dan perikanan. Sayangnya, dibalik primadona cengkih itu, terdapat resiko yang harus dihadapi oleh pemetik buah cengkih itu. Salahsatunya terjatuh dari pohon. Kondisi pohon yang terkadang berada di perbukitan ditambah kondisi angin yang kuat, menjadi hal lain yang perlu diperhatikan oleh pemanjat cengkih ini.
Ini belum lagi harga buah cengkih yang cenderung turun menjadi Rp 70 ribu per kilogram dari harga sebelumnya Rp 106 ribu pada tahun 2016 kemarin. (*)