Heboh! Cantiknya Istri Bandar Narkoba Beromzet Rp 1,2 Triliun, Ternyata Dia Bisnis Begini
Heboh! Cantiknya istri bandara narkoba beromzet triliunan. Ternyata dia memiliki bisnis ini!
BATAM. TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR-Polisi dari Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulawesi Selatan tak hanya menangkap bandar besar narkoba beromzet sekitar Rp 1,2 trilun, Ruslan Hasan alias Cullang (28), Selasa (28/3/2017) malam.
Baca: Terbongkar! Inilah Wanita Otak Begal Yang Bunuh Bella Dengan Sadis
Baca: Edan! 3 Pria Ini Cabuli Bergilir Gadis Penjaga Kedai Kopi, Pelaku Robek Celana Korban
Istri kedua Cullang, Yayu Aprilianti yang berusia antara 25 tahun dan 26 tahun juga turut ditangkap di sebuah rumah kos yang terletak di Jalan Trans Mamuju-Palu, Kecamatan Pasangkayu, Kabupaten Mamuju Utara, Provinsi Sulawesi Barat, sekitar pukul 04.00 Wita.
Sumber Tribun-Timur.com dari Polda Sulawesi Selatan menyebutkan, Cullang memiliki dua istri.
Yayu merupakan wanita asal Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, sedangkan Cullang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.
Yayu dan Cullang sama-sama "pengusaha", namun bisnis dijalankan berbeda.
Sang suami menjalankan bisnis narkoba bermozet triliunan rupiah, sedangkan sang istri menjalankan bisnis butik.
Pada butik berinisial AB tersebut, Yayu menjual tas branded.
Informasi dari polisi, Yayu dikabarkan tak mengetahui jika suaminya yang ditembak mati polisi itu menjalankan bisnis narkoba.
"Yang dia tahu malah suaminya hanya tukang sabung ayam," ujar sumber Tribun-Timur.com, Kamis (6/4/2017).
Gara-gara mengaku tak tahu bisnis dijalankan suaminya, Yayu kemudian dibebaskan polisi, dua hari lalu.
SMS Kombes
Kematian Cullang masih menjadi perbincangan tetangga almarhum di Jl Balana II, Makassar.
Tetangga yang duduk melingkar di sekitar rumah panggung yang cukup menonjol itu sibuk “ngerumpi” perihal kematian Cullang.
Rerata mereka mengenal Cullang sebagai anak baik, sopan, dan selalu membantu warga.
"Kami lihat di koran, Cullang mati setelah ditembak polisi karena berusaha lawan. Dia itu banyak teman dengan polisi tapi kenapa harus melawan," ujar seorang warga yang enggan disebut namanya.
Warga lain mengatakan, “Dari mana tiba-tiba Cullang dapat badik dan dipakai untuk menyerang polisi saat dalam perjalanan ke Makassar.
Padahal dia kan ditangkap di Mamuju, masa badiknya tidak diamankan. Setahu kami, Cullang tidak pernah bawa-bawa badik.”
Pemuda itu mengatakan, tidak mungkin Cullang melawan kepada polisi.
“Waduh, na Cullang mi itu orang paling sopan pada polisi,” ujarnya.
Pemuda itu bahkan mengaku beberapa hari sebelumnya sempat mendengar curahan hati (curhat) Cullang.
“Katanya dia di SMS-SMS oleh Kombes,” katanya.
Tetangga Cullang itu meminta penyidik agar memeriksa dan mengungkap percakapan di telepon selular Cullang.
“Saya yakin, banyak rahasia di HP (handphone) itu. Kalau KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) yang tangani kasus ini, kita akan mendengar cerita yang sangat menegangkan dan penuh drama yang terungkap dari HP Cullang,” kata pemuda berusia sekitar 45 tahun itu.
Kedekatan Cullang dengan beberapa polisi juga dibenarkan Rika, kakak Cullang.
“Itu bukan hal luar bisa. (Kedekatan dengan polisi) itu hal biasa bagi Cullang dan keluarga kami. Kedekatan adik saya dengan polisi diluar, bahkan datang ke rumah bukan cerita baru. Ini karena adik saya itu orangnya terbuka, sekalipun itu polisi,” jelas Rika.
Keluarga besar Cullang bahkan tidak mempermasalahkan label “Bos Besar Narkoba” kepada almarhum.
Menurut mereka, Cullang memilih jalan itu untuk bertahan hidup.
"Dia (Cullang) orangnya terbuka, siapa saja dia berteman dan persoalan adik saya dekat dengan polisi itu wajar dan tidak ada larangan, soal dia jual sabu itu mungkin jalan hidupnya," jelas Rika.
Pantauan Tribun-Timur.com, rumah duka almarhum Cullang yang berada Balana II, ternyata tidak jauh dari kantor Polsek Makassar yang berada di Jl Kerung-kerung kota Makassar, kurang lebih 500 meter.
Teman Cullang
Terpisah, Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Sondani mengatakan, pihak penyidik Polda Sulsel segera akan menelusuri anggota polisi yang sudah berapa kali datang ke rumah Cullang.
"Soal itu kami tidak tahu, tapi jika ada laporan mengenai itu maka kita tentu akan menelusuri hal tersebut, kita cari tahu siapa-siapa polisi yang pernah ke rumahnya," kata Dicky.
Menurutnya, penelusuran itu dilakukan agar mengetahui secara pasti dan juga memastikan, lembaga kepolisian akan terus memerangi narkoba di Indonesia, terkhususnya di wilayah Polda Sulsel.
"Kami akan selidiki ini agar masyarakat tidak berpikir macam-macam, untuk anggota polisi yang ke rumah cullang juga akan ditanya, apakah mereka pergi bertugas atau apa," ujar Dicky.(TribunTimur)