Tarif Listrik Batam Naik
Dadan Sebut, PLN Batam Rugi Rp 7,45 Miliar per Bulan. Bagaimana Menutup Kerugian Itu?
Kami punya tabungan untuk menutup kerugian itu. Tetapi tabungan kami semakin menipis, sementara kami punya tanggung jawab menjaga listrik Batam
Penulis: Dewi Haryati |
Laporan Tribunnews Batam, Dewi Haryati
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM- Direktur Utama PLN Batam, Dadan
Koerniadipoera membuka laporan audit keuangan Bright PLN Batam oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Kepri.
Dikatakan Dadan, sejak Juni 2014 lalu, Bright PLN Batam mengalami kerugian sebesar Rp 7,45 miliar setiap bulannya.
Untuk menutup kerugian itu, selama ini Bright PLN Batam menggunakan tabungannya.
"Kami punya tabungan untuk menutup kerugian itu. Tetapi tabungan kami semakin menipis, sementara kami punya tanggung jawab untuk menjaga kehandalan listrik Batam. Makanya kami ajukan penyesuaian tarif listrik," kata Dadan di hadapan peserta rapat koordinasi membahas penyesuaian tarif listrik PLN Batam, Jumat (21/4/2017) di Gedung Graha Kepri.
Dia menegaskan, pihaknya sama sekali tidak mengada-ada dan mencari-cari alasan.
Bright PLN Batam mengajukan penyesuaian tarif listrik Batam karena kondisi yang sudah buruk.
"Saya bekerja di Batam bukan kemauan saya. Saya pisah dengan keluarga saya. Saya punya tanggung jawab membangun infrastruktur untuk mengamankan kelistrikan Batam. Tak ada kepentingan saya yang lain," ujar laki-laki itu.
Dadan mengaku sedih jika dikatakan Bright PLN Batam berbohong dengan alasan rugi agar penyesuaian tarif listrik Batam disetujui.
Dadan membenarkan, pihaknya membangun infrastruktur listrik di delapan wilayah, tetapi anggarannya bukan dari pendapatan Bright PLN Batam.
Pembangunan itu mendapat bantuan dari PLN pusat selain pinjaman dari bank. Daya listrik dari delapan wilayah itu lebih kurang 500 Megawatt.
"Perlu saya luruskan. Kami membangun infrastruktur listrik di delapan wilayah itu uang dari pusat, semua dari pusat. PLN Batam hanya mengelola. Ini salah satu usaha kami supaya PLN Batam tetap sehat," kata Dadan.
"Kebutuhan listrik Batam naik setiap tahunnya. Makanya kami juga perlu membangun pembangkit. Keuntungan PLN Batam kami gunakan untuk membangun infrastruktur Batam. Tidak kami gunakan untuk kepentingan di luar Batam," sambung dia.
Wali Kota Batam, Rudi yang dimintai tanggapannya soal pembahasan listrik itu, tidak mau berkomentar panjang.
Dia mengatakan, masih menunggu undangan pembahasan selanjutnya.
Pada prinsipnya, Rudi menginginkan pembahasan besaran tarif listrik Batam sebesar 45 persen, dikaji ulang.
"No comment. No comment. Nanti kita bahas lagilah di forum yang lebih kecil seperti kata Pak Gubernur tadi," kata Rudi selesai rapat.