Bawahan Membantah Donald Trump Malah Mengaku Berbagi Info dengan Rusia Lewat Twiter
Menurut CNBC News, Rabu (17/5/2017), kasus yang satu ini bisa membuat Trump kehilangan dukungan dari partainya sendiri, Partai Republik
Beberapa politisi Republik lainnya berusaha menjaga jarak dari masalah ini dengan berkilah mereka sedang menantikan jawaban atas rahasia intelijen apa yang sebenarnya diberikan Trump kepada Rusia itu.
Baca: Pilot Lapar, Helikopter Turun Dekat Gerai McDonald untuk Beli Makanan
"Kami sama sekali tak tahu apa yang telah dibeberkan, namun melindungi rahasia negara kita adalah mutlak," kata Doug Andres, juru bicara Ketua DPR Paul Ryan yang juga dari Republik.
"Ketua DPR mengharapkan penjelasan penuh mengenai fakta-fakta dari pemerintahan ini."
"Jika itu benar, saya akan bilang itu mencemaskan," kata Senator John McCain, Republiken dari Arizona yang selama ini menjadi pihak paling keras dalam mengkritik hubungan Trump dengan Rusia.
Sementara itu Senator Susan Collins, Republiken dari Maine, anggota Komisi Intelijen Senat, berkata, "Ini sangat serius, saya ingin tahun fakta-fakta apa (yang dibocorkan Trump kepada Rusia)."
Kehilangan dukungan dari partainya sendiri adalah tidak mengejutkan, kata Rick Tyler, pakar strategi politik Republik yang juga komentator MSNBC.
Dia berkata tak ada politisi Partai Republik yang membela bantahan McMaster.
"Saya lihat Partai Republik tidak akan berusaha membelanya."
Dalam sepekan ini, antara mulut Trump dan mulut bawahannya di Gedung Putih sering tidak sejalan.
Dalam hal pemecatan Direktur FBI James Comey, Gedung Putih berkilah dasar keputusan Trump memecat Comey adalah rekomendasi seorang pejabat senior Departemen Keadilan.
Trump malah mengungkapkan alasan dia memecat Comey adalah karena Comey disebutnya si tukang pamer.(*)