Alami Persekusi, Begini Kronologi Saat Fiera Lovita Diburu hingga Diteror Ormas

Fiera Lovita, seorang dokter di RSUD Kota Solok, Sumatera Barat, akhirnya berani mengungkapkan kronologi tindakan Persekusi yang dialaminya.

KOMPAS.COM
Fiera Lovita, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Solok, Sumatera Barat, saat memberikan keterangan pers di kantor YLBHI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/6/2017). Fiera menceritakan tindakan teror dan intimidasi oleh ormas tertentu yang menuduh Fiera menghina tokoh mereka melalui status di Facebooknya. 

Setelah tiba, Ridwan berbicara dengan perwakilan dari orang-orang yang mengaku anggota ormas.

Saat itu, kata Fiera, anak-anaknya menangis karena ketakutan melihat keberadaan mereka.

Mereka juga ketakutan karena melihat Ridwan membawa pistol kecil yang diselipkan di pinggang belakangnya.  

Koalisi Anti-Persekusi saat memberikan keterangan pers soal Persekusi yang mengancam kebebasan berpendapat dan demokrasi, Kamis (1/6/2017) di YLBHI, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat.
Koalisi Anti-Persekusi saat memberikan keterangan pers soal Persekusi yang mengancam kebebasan berpendapat dan demokrasi, Kamis (1/6/2017) di YLBHI, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat. (Tribunnews.com/Theresia Felisiani)

"Anggota FPI itu menyuruh saya minta maaf dan berjanji tidak akan berbuat seperti itu lagi. Kemudian meminta saya membuat surat pernyataan dengan tulisan tangan di atas kertas dan difoto. Mereka meminta saya untuk secepatnya memposting surat pernyataan permintaan maaf tersebut di akun Facebook milik saya," ujar Fiera.

Tindakan intimidasi ternyata tidak berhenti sampai di situ.

Setelah memposting pernyataan maaf, Fiera malah menemukan foto-fotonya tersebar di media sosial dengan komentar provokatif dan tidak senonoh.

Pada Selasa 23 Mei 2017, diadakan pertemuan antara Fiera dengan sejumlah petinggi ormas keagamaan bersama Kepala Kepolisian Kota Solok Kompol Darto, Kasat Intel Ridwan dan jajaran direksi RSUD Kabupaten Solok.

Dalam pertemuan tersebut, Fiera diminta menyampaikan permintaan maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.

Dia juga diminta membuat surat pernyataan maaf dan ditandatangani oleh Fiera serta beberapa orang yang hadir dalam pertemuan tersebut.

"Saya pikir dengan pertemuan tersebut semua masalah akan selesai, ternyata tidak sama sekali. Foto-foto pertemuan tersebut kembali menjadi viral di media sosial, mereka terus membicarakan dan menggunjingkan saya," kata dia.

Pertemuan yang seharusnya menyelesaikan masalah dan membuat suasana menjadi damai, ternyata bagi ormas itu dianggap tidak cukup.

Foto-foto pertemuan disebar melalui media sosial dengan kata-kata yang provokatif.

Dia dituduh menghina ulama dan agama Islam.

Sejak saat itu, teror dan intimidasi kerap diterima oleh Fiera. Rumahnya sering didatangi oleh orang-orang tak dikenal dan minta untuk bertemu.

Trauma

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved