Noor Lizah Nurdin: Gadget Adalah Pintu Masuk Kekerasan Terhadap Anak
Istri Gubernur Kepri Hj Noor Lizah Nurdin meminta seluruh orangtua di Kepri untuk mengawasi dan tegas penggunaan gadget pada anak-anaknya.
Penulis: Thom Limahekin |
BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Istri Gubernur Kepri Hj Noor Lizah Nurdin meminta seluruh orangtua di Kepri untuk mengawasi dan tegas penggunaan gadget pada anak-anaknya.
Sebab, gadget bisa menjadi salah satu jalan terjadinya kekerasan terhadap anak serta penyimpangan perilaku anak.
Penegasan itu disampaikan Noor Lizah saat membuka seminar sehari bersempena dengan Hari Anak Nasional (HAN) Tahun 2017 tingkat Provinsi Kepri dan Tingkat Kota Batam, Rabu (2/8/2017).
Tema yang diangkat dalam seminar tersebut adalah "Perlindungan Anak kepada Organisasi Wanita di Kota Batam Tahun 2017"
Noor Lizah mengatakan, setiap orangtua merupakan garda terdepan dalam memberikan perlindungan terhadap anak dalam segala bentuk kekerasan.
Salah satu pintu masuk kekerasan tersebut adalah gadget.
"Anak-anak yang lemah kontrol dari orangtuanya akan sangat bebas menggunakan gadget. Dengan situasi psikologis mereka yang sangat rentan, bisa gampang terpengaruh hal-hal negatif. Mulai dari pornografi, sasaran kelompok teroris, seks bebas, penjualan anak, pemerkosaan sampai pada paham-paham radikal yang bertentangan dengan ideologi bangsa," ungkap Noor Lizah dihadapan peserta seminar yang rata-rata berasal dari seluruh organisasi perempuan se-Kepri.
Turut hadir pada acara tersebut Wakil Ketua I PKK Kota Batam Erlita Sari Amsakar, Asisten Deputi Anak Berkebutuhan Khusus Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Indra Gunawan, Kepala Dinas Pemberdayaan Pemberdayaan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan KB (P3AP2KB) Misni, Kepala Badan Perempuan Kota Batam Umiyati, para pimpinan organisasi perempuan, serta pemerhati perempuan dan anak.
Lebih lanjut Noor Lizah menyampaikan bahwa pengaruh negatif pada anak-anak hanya bisa diselamatkan oleh orangtuanya dan lingkungan yang sehat.
Oleh karena itu, Noor Lizah meminta seluruh orangtua meningkatkan komunikasi pada anak dan termasuk pengawasan.
Dunia cyber hanya bisa diimbangi dengan membangun komunikasi secara intensif dengan anak.
Wakil Ketua I PKK Kota Batam Erlita Sari Amsakar berharap seminar tersebut bisa semakin memperkuat kepedulian masyarakat terhadap kekerasan kepada perempuan dan anak.
Apalagi Kota Batam telah mendapatkan Penghargaan Pratama Kategori Kota Layak Anak dari Menteri Pemberdayaan Perempuan RI.
Penghargaan lainnya yaitu Penyesaian Akte Kelahiran Terbanyak se-Kepri. Artinya kesadaran masyarakat dalam mengurus identitas anak sudah jauh lebih bagus.
"Selain itu Batam juga diperkuat dengan Perda No 2 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak. Seluruh yang kita peroleh ini merupakan modal dasar dalam gerakan memberikan perlindungan kepada perempuan dan anak terhadap kekerasan," ungkapnya.
Kepala Dinas P3AP2KB Provinsi Kepri, Misni SKM, MSi menyebutkan, peringatan HAN Provinsi Kepri disejalankan dengan peringatan HAN tingkat Kota Batam.
Pelaksanaannya hari Puncak HAN dipusatkan di Dataran Engku Batam Center, pada Kamis (3/8/2017) besok.
Dihadiri oleh Gubernur Kepri beserta istri, Walikota Batam beserta istri, Wakil Walikota Batam beserta istri, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD), para pimpinan organisasi perempuan dan pemerhati anak.
Untuk angka kekerasan terhadap anak, dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dan masyarakat, sudah mamperlihatkan penurunan.
Tahun 2014 tercatat di P2TP2A ada 180 kasus kekerasan, tahun 2015 tercatat 145 kasus dan tahun 2016 ada 95 kasus.
Sementara dari data Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri, Tahun 2014 jumlah kasus 222 dengan jumlah anak yang terlibat 352 anak.
Tahun 2015 jumlah kasus 223 kasus dengan jumlah anak yang terlibat sebanyak 350 anak. Kemudian, tahun 2016 ada sebanyak 198 dengan jumlah anak yang terlibat 296 anak.
"Kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa dicegah dengan kepedulian dari masyarakat. Semoga Kepri semakin baik dalam menciprakan Kota layak anak," tambah Misni.