BATAM TERKINI

Tolak Kenaikan Tarif Listrik, Warga Sagulung Berniat PTUN-kan Pergub Kepri

Solidaritas Masyarakat Sagulung (SMS) dengan keras menyuarakan penolakan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) Batam yang telah disetujui oleh Gubernur.

TRIBUNBATAM/IAN PERTANIAN
Warga Sagulung bersiap menggelar aksi unjuk rasa terkait kenaikan TDL, Senin (17/4/2017) 

BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Kebijakan kenaikan tarif listrik sebesar 15 persen mulai September untuk tagihan Oktober dan  kenaikan selanjutnya senilai 15 persen bulan Desember untuk tagihan Januari memancing reaksi sejumlah kalangan.

Kebanyakan tak percaya dengan dalih kerugian yang diungkapkan PLN Batam yang mencapai Rp 30 miliar selama delapan bulan sejak Januari hingga Agustus 2017. 

"Setahu kita kan pelanggan Bright PLN setiap hari nambah, bahkan kalau kita lihat di perumahan-perumahan banyak penghuni yang menunggu pemasangan meteran. Berarti kan jelas pelanggan banyak," kata Sinurlingga, seorang pedagang di Pasar Fanindo, Sabtu (16/9/2017).

Dia mengatakan, selama ini pembayaran listrik juga dari masyarakat jelas. "Kan kita bisa tahu kalau pelanggannya tidak mau bayar listrik Bright langsung melakukan pemutusan, sementara kita lihat jarang ada warga yang diputus listriknya, berartikan jelas pelanggan membayar listrik," kata Sinurlingga.

Jadi kalau Bright PLN mengaku rugi, Sinurlingga mengatakan hal itu sangat tidak masuk akal.

"Kalau dari pelanggan kan sudah jelas pemasukannya, berarti kalau mereka toh mengaku rugi, berarti salahnya di manajemen  mereka," kata Sinurlingga

Sementara itu, Solidaritas Masyarakat Sagulung (SMS) dengan keras menyuarakan penolakan kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) Batam yang telah disetujui oleh Gubernur Kepri Nurdin Basirun.

Baca: HEBOH! Inilah Video Detik-detik Tubuh Pawang Buaya Diterkam dan Diseret Buaya di Tenggarong

Baca: TRAGIS! Ingin Mencari Jasad Arjuna, Seorang Pawang Justru Diterkam Buaya dan Menghilang

Baca: MEMILUKAN! Arjuna Sempat Berteriak Saat Tubuhnya Diseret Buaya ke Dasar Sungai

"Kita sebagai masyarakat Sagulung, dengan tegas mengatakan menolok kenaikan TDL, kalau tetap itu diberlakukan berarti ada konsekuensinya,"kata Zainal, Ketua SMS yang selama ini bersama masyarakat Sagulung berjuang untuk menolak kenaikan TDL.

Zainal mengatakan, apapun ceritanya pihaknya bersama masayarakat Sagulung tetap dalam pendiriaan mereka menolak kenaikan TDL.

Pasalnya dengan kondisi ekonomi saat ini pemerintah seharusnya semua pihak harus sama-sama saling tolong menolong.

"Kita bukan tidak percaya Bright PLN merugi, tetapi Bright PLN juga harus melihat kondisi masyarakat saat ini, yang terseok-seok secara ekonomi,"kata Zainal.

Dia juga mengatakan dengan kenaikan 15 persen saja, masyarakat Sagulung yang rata-rata masyarakat menengah ke bawah sudah terseok-seok.

"Jika tidak percaya lihatlah fakta di lapangan, semua masyarakat sudah mengeluh dengan kenaikan 15 persen, jadi jika dinaikkan lagi, masyarakat bukan terseok-seok lagi tetapi mati mendadak," kata Zainal.

Menanggapi kenaikan TDL yang sudah disetujui oleh gubernur, Zainal mengatakan pihak saat ini sedang melakukan koordinasi dengan masyarakat Sagulung apa yang harus dilaksanakan. "Yang jelas aksi unjuk rasa akan tetap kita laksanakan untuk menolak kenaikan tarif listrik oleh PLN,"kata Zainal.

Zainal juga mengatakan tidak tertutup kemunkinan warga Sagulung akan membawa Peraturan Gubernur nomor 21 tahun 2017 ke meja Pengadilan.

"Kita akan PTUN kan Pergub yang dikeluarkan oleh Gubernur,"kata Zainal. (*)

*Baca berita terkait di Tribun Batam edisi cetak, Minggu 17 September 2017

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved