Luka Bosnia Berdarah Lagi: Saya Menghitung 50 Mayat, Tak Kuat, Saya Tak Tahu Berapa Jumlahnya
Mayat ribuan muslim Bosnia itu ditemukan dua tahun setelah perang usai (1997), dikubur di sebuah stadion olahraga di pinggiran kota tersebut.
TRIBUNBATAM.id, SREBRENICA -Sidang vonis mantan komandan perang Serbia Ratko Mladic membuat kisah tragis perang Serbia-Bosnia tahun 1990-1995 seakan muncul kiembali.
Mladic yang menjadi salah satu aktor utama pemusnahan etnis muslim Bosnia-Herzegovina divonis 74 tahun penjara oleh pengadilan internasional PBB di Den Haag, Belanda.
Vonis Mladic disaksikan melalui siaran langsung televisi lokal oleh keluarga korban perang dan genosida di Srebrenica, dekat ibukota Bosnia Sarajevo, Rabu (22/11/2017).
Baca: Dihukum Seumur Hidup, Jenderal Pembunuh Ribuan Muslim Bosnia Ini Menceracau di Sidang
Baca: Penetapan Isdianto Sebagai Calon Wagub Kepri Diwarnai Pro dan Kontra di DPRD
Baca: Inilah iPhone X Termahal di Dunia! Harganya Setara Rumah Mewah di Batam! Ini Istimewanya!
Berbagai ekspresi muncul terhadap persidangan itu.
Ada yang menanggap pengadilan terlalu lambat karena mereka sudah menunggu hingga enam tahun lebih sejak Mladic ditangkap di persembunyiannya, di Lazarevo, dekat Zrenjanin di wilayah Banat, Provinsi Vojvodina, Serbia, pada tanggal 26 Mei 2011.
"Semua sudah terlambat. Kami bahkan menganggap Mladic sudah lama mati," kata Fikret Bacic, seorang warga di desa Bosnia barat laut, Zecovi.
Ia mengatakan tidak peduli apakah Mladic dinyatakan bersalah atau tidak meskipun istri, ibu dan anak-anaknya menjadi korban pembantaian massal di Bosnia.
'Semua sudah terlalu terlambat, dan mereka (pengadian) hanya melakukan sebuah prosedur biasa. Bahkan, jika Mladic dihukum 300 tahun pun, itu tidak cukup bagi kami," kata warga lainnya.
Namun, sebagian warga ada juga yang mengaku lega meskipun tidak puas dengan vonis seumur hidup atau 74 tahun itu.
Sebab, mereka sudah 22 tahun menunggu keadilan. "Ini menyedihkan, tapi putusan ini bisa membuat kami lebih tenang berdoa pada keluarga kami yang meninggal. Setidaknya, kami bisa berdoa untuk ketenangan keluarga kami di surga," kata Vasva Smajlovic (74) yang kehilangan selusin keluarganya, seperti dilansir TRIBUNBATAM.id dari DailyMail.

Mantan komandan militer Serbia Bosnia dianggap bersalah melakukan kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan serta memerintahkan pembunuhan bagi 8.000 warga sipil, termnasuk wanita dan anak-anak di Srebrenica timur laut, tahun 1995.
Mayat ribuan muslim Bosnia itu ditemukan dua tahun setelah perang usai (1997), dikubur di sebuah stadion olahraga di pinggiran kota tersebut.
Sekitar 7.000 orang lainnya masih hilang dan tak kurang dari 20 ribu wanita, sebagaian besar muslim Bosnia, diperkosa oleh militer Serbia.
"Kejahatan tersebut merupakan yang paling keji yang diketahui manusia," kata Hakim Alphons Orie di persidangan.
Namun, Mladic sendiri terlihat santai menghadapi tuduhan tersebut. Ia bahkan menceracau menganggap dirinya sebagai pahlawan bagi etnis Serbia.
Menurut Mladic, apa yang dilakukannya adalah melepaskan Serbia dari penjajahan muslim Bosnia sejak berabad-abad lalu, ketika kawasan itu ditaklukkan oleh Raja Ottoman dari Turki.
Mladic adalah satu dari tiga orang dijuluki "Butcher of Bosnia" atau "Jagal Bosnia".
Lainnya adalah mantan Presiden Yugoslavia Slobodan Milosevic yang meninggal saat menjalanui persidangan tahun 2016.
Lainnya adalah Radovan Karadžić (72) yang lebih dulu ditangkap dan divonis 40 tahun penjara.
Mantan Presiden Republik Srpska (1992-1996) ini ditangkap 21 Juli 2008 di Beograd dalam penyamarannya menjadi pekerja di sebuah klinik pengobatan alternatif.
Perang lima tahun yang Serbia-Bosnia yang dikomandoi oleh tiga orang ini menewaskan setidaknya 12 ribu setelah militer Serbia mengepung kota Sarajevo selama 43 bulan (dari 5 April 1992 hingga 29 Februari 1996).
Pada Juli 1995, Mladic memerintahkan pembantaian terhadap lebih dari 8.000 muslim Bosnia.
Tetapi, di antara tiga orang itu, Mladic adalah sosok yang paling berbekas bagi luka Bosnia karena ia memimpin langsung genosida terkejam sejak perang dunia.
Mladic terkenal arogan, bahkan ketika pemerintah Serbia memintanya menyerahkan diri.
Ia mengatakan akan menyerah jika dibayar 5 juta dollar, namun permintaan itu ditolak.
Sampai akhirnya, dua lusin tentara Serbia membekuknya pada 21 Mei 2011.
Seorang warga Bosnia, Vasva Smajlovic, yang menonton persidangan itu menangis dan mengingat kembali masa-masa ia mencari keluarganya yang hilang dan menemukan tumpukan mayat di sebuah lorong air.
"Saya mencoba menghitung orang-orang yang mati sepanjang waktu. Saya hitung sampai 50 dan kemudian saya tidak kuat lagi dan menghentikannya," kata Swanita ini kepada Reuters sambil terisak, "Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan bagaimana perasaan kami saat ini. Saya marah. Semua ini sudah terlambat. "
Namun adik iparnya, Bida Smajlovic menimpali bahwa bagaimanapun, keadilan akhirnya diberikan meskipun itu 22 tahun setelah perang.
'Tidak ada yang bisa mengimbangi rasa sakit kami tapi penting keadilan itu ada,' kata Bida yang terakhir kali melihat suaminya kabur melalui hutan pada bulan Juli 1995.
Jenazahnya kemudian ditemukan di sebuah kuburan massal setelah ia mengais selama setengah hari.
"Yang saya ingat saat itu, saya tidak peduli bau mayat, terus menggali dan menggali sambil menangis. Ketika saya menemukannya, saya bahkan tidak bisa menangis lagi," katanya.
Munira Subasic, presiden dari wanita Srebrenica korban perang mengatakan bahwa pada masa perang itu, ia sempat memohon kangsung kepada Mladic untuk membebaskan anaknya yang masih remaja.
Namun yang terjadi, anak itu kemudian dibawa dan hingga kini tak pernah ditemukan lagi.

Selama proses persidangan Mladic, Subasic terus mendesak pemerintahannya menolak rekonsiliasi dengan pemerintahan Serbia.
"Kita butuh kebenaran, kita butuh keadilan. Tanpa keadilan tidak ada kepercayaan. Tanpa kepercayaan tidak ada rekonsiliasi, "katanya.
Ketika ditanya wartawan, apakan dengan vonis tersebut ia berubah pikiran, Subasic tak menjawabnya.
