Seberapa Bahayakah Abu Vulkanik untuk Badan Pesawat Terbang? Fakta-Fakta Ini Menjawabnya

Apakah debu letusan gunung berapi berbahaya bagi pesawat terbang? Komponen apa yang dirusak?

TRIBUN JATENG/GALIH PERMADI
Bandara Adi Soemarmo, Solo, tutup sementara, sejak Jumat 14 Februari karena guyuran abu vulkanik Gunung Kelud. Sampai hari ini, Rabu (19/2) bandara ini belum juga dibuka karena alasan keselamatan. 

Di tengah perjalanan, ketika melintasi Pulau Jawa, Indonesia, Speedbird 9 terperangkap di tengah abu letusan Gunung Galunggung.

Akibatnya empat mesin B747 tersebut mati karena menyedot debu silika Gunung Galinggung.

Kemudian, pilot menurunkan ketinggian jelajah dari 36.000 kaki menjadi 12.000.

Beruntungnya, pilot berhasil menyalakan kembali mesin pesawat setelah terbang di ketinggian yang lebih rendah dan terbebas dari abu vulkanik.

Pada akhinya, Speedbird 9 melakukan pendaratan di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Baca: Hari Ini Semua Penerbangan Australia - Bali Dibatalkan. Ini Tiga Maskapai yang tak Jadi Terbang

Perlu diketahui, jika debu gunung berapi sulit dihilangkan dan membutuhkan waktu lama untuk menghilangkan sepenuhnya.

Jika biarkan dalam jangka waktu lama, maka debu yang menempel dalam badan atau komponen pesawat bisa menyebabkan retakan-retakan halus di bodi pesawat.

Retakan di badan pesawat, sekecil apapun, tentu sangat membahayakan.

Sebab, badan pesawat di desain agar bisa “mengembang” dan “mengempis” saat di udara dan di darat karena ia menyesuaikan tekanan udara. (intisari online/ Mentari Desiani Pramudita) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved