Tak Peduli Terjangan Ombak, Gubernur Nurdin Inspeksi Proyek di Kepri. Ini Kisahnya!
Tak Peduli Terjangan Ombak, Gubernur Nurdin Inspeksi Proyek di Kepri. Ini Kisahnya!
Penulis: Thom Limahekin |
“Barang-barang yang masuk dan keluar dari Bintan harus lancar. Apalagi untuk sembako agar tidak langka,” kata Nurdin.
Di Waduk Busung, Nurdin berdialog dengan masyarakat sekitar. Berdiskusi tentang manfaat besar setelah waduk ini selesai dikerjakan.
Menurut Nurdin, pembangunan-pembangunan itu akan memacu dan memicu perekonomian masyarakat. Dukungan dan doa masyarakat sangat diharapkan Nurdin untuk kelancaran kegiatan pembangunan.
Dari Busung, Nurdin meninjau pembangunan waduk Kawal. Di sini Nurdin memeriksa detil aktivitas pembangunannya.
Menggunakan sepeda motor combat, Nurdin menyusuri tiap ceruk pembangunan waduk. Debit air yang tinggi diyakini Nurdin akan memenuhi kebuthan air masyarakat di Pulau Bintan.
Usai melakukan peninjauan, Nurdin nampak gembira dengan progresnya. Infrastruktur yang baik, terlebih untuk jalan listrik air dan telekomunikasi, kata Nurdin, memberi pengaruh terhadap masuknya investasi ke suatu daerah.
Dihempas Gelombang
Pada Jumat hingga Ahad, Nurdin melakukan perjalanan ke pulau-pulau untuk memantau kegiatan pembangunan dan keagamaan. Lebih dari sepuluh pulau dikunjungi Nurdin. Pada Jumat, selama satu hari, tujuh pulau disinggahi Nurdin.
Bermula dari Belakangpadang, Nurdin kemudian kembali ke Batam. Dari Batam Nurdin bergerak ke Pulau Jaga. Usai dari Pulau Jaga, Nurdin menuju Pulau Buru. Dari Pulau Buru, aktivitas dilanjutkan di Pulau Lebuh.
Dari Lebuh, usai Maghrib, aktivitas dilanjutkan di Pukau Kundur. Di Kundur, aktivitas selesai hingga tengah malam. Rombongan kemudian bergerak kembali ke Karimun. Kuatnya gelombang, membuat perjalanan Kundur-Karimun ditempuh hampir dua jam karena menjaga keselamatan.
Rombongan tiba pukul 01.00 dini hari. Aktivitas di Karimun dilanjutkan dengan Safari Subuh di Masjid At Toiyyibah. Usai melihat proyek pembangunan jalan, Nurdin bergerak ke Pulau Parit. Di sini dilakukan pemancangan tiang jembatan.
Nurdin kemudian bergerak ke Pulau Kasu. Di pulu yang tak jauh dari Singapura ini, berlangsung kegiatan keagamaan. Hingga setelah Ashar, Nurdin berencana kembali lagi ke Karimun untuk suatu kegiatan dan kembali ke Batam pada malam hari untuk bertemu dengan Panitia Natal Bersama.
Kawasan Kepri yang baru masuk musim utara, membuat perjalanan harus hati-hati. Perjalanan petang itu mulai dihadang dengan hempasan gelombang yang mulai meninggi dan tak beraturan karena pola angin.
Menjelang Pulau Buru, gelombang semakin tinggi. Hempasan demi hempasan membuat kapal Kepri 04 yang ditumpangi Gubernur dan rombongan mulai kehilangan keseimbangan. Beberapa kali rombongan di dalam kapal ada yang terlempar.
Gubernur yang memang nakhoda kapal itu tampak beberapa kali masuk ke ruang kemudi memberi arahan Kapten. Mantan Kapten kapal ini menginstruksikan kapal untuk kembali ke Batam.
“Patah balik ke Batam. Kalau malam kita tempuh bahaya,” kata Nurdin. (*)
