NELANGSA, Belasan Tahun Tasmuni Hidup dengan Kaki 60 Kg. Kata Dokter Bukan Kaki Gajah atau Kanker
Aktivitas Tasmuni (28), warga Dusun Tembelang, Desa Bareng Kecamatan Kabat tidak seperti orang pada umumnya.
Tasmuni sudah beberapa kali ke dokter mulai puskesmas, RSUD Blambangan, hingga ke rumah sakit di Surabaya, namun tidak ada kejelasan yang pasti penyakit apa yang dia derita.
Baca: WOW Negara Bisa Hemat Biaya Makan Napi Rp 174 Miliar. Pertanda Jumlah Napi Berkurang?

Terakhir September 2017, sebagian kecil daging di kakinya diambil sebagai sample untuk diperiksa.
"Tahun 2009 saya ke rumah sakit di Surabaya terus ke beberapa ke rumah sakit Banyuwangi tapi masih belum tau apa penyakitnya. Kanker bukan, tumor juga bukan, kaki gajah juga bukan," katanya.
Selama ini, dia hanya melakukan perawatan jalan dan mendapatkan kunjungan rutin dari petugas puskesmas terdekat.
"Saya pasrah yang penting saya sehat. Kalau mau diamputasi saya nggak mau. Biar saja kayak gini. Tapi sekarang saya merasa benjolannya ngak tambah besar tapi ya nggak tau lagi nanti," kata lajang berusia 28 tahun tersebut.
Baca: Titisan Darah Mediang Muammar Gaddafi Calonkan Diri Jadi Presiden Libya. Lihat Sepak Terjangnya
Sehari-hari, Tasmuni hanya beraktivitas di sekitar rumahnya. Ia membuat tali bambu untuk mengikat sayuran.
Upah yang diperoleh dari pekerjaan itu paling banyak Rp 10.000 per hari.
Jika bosan, ia pergi memancing di sungai dekat rumahnya.
"Kalau lagi kumat ya sakit banget, linu. Pernah 4 bulan cuma di kasur saja. Kadang ya bosan, capek, tapi gimana lagi cuma pasrah," ungkapnya.
Sementara itu, Misati, bapak kandung Tasmuni kepada Kompas.com mengaku sudah tidak tahu lagi harus mengobati anaknya kemana.
Bukan hanya secara medis, Tasmuni sudah beberapa kali mendapatkan pengobatan alternatif.
Tapi sampai anaknya hampir berusia 30 tahun, belum ada tanda-tanda sembuh.
Baca: MAU TAHU Bagaimana Presiden Jokowi Selesaikan Skripsinya? Sang Pembimbingnya pun Blak-Blakan