Historia
Jangan Kaget! Beginilah Sejarah Posisi Setir Mobil di Sebelah Kanan dan Kiri di Indonesia!
Jangan Kaget! Beginilah Sejarah Posisi Setir Mobil di Sebelah Kanan dan Kiri!
TRIBUNBATAM.ID-Letak setir mobil di sejumlah negara berbeda-beda. Seperti di Indonesia, jika teman-teman lihat, letak setirnya ada di sebelah kanan, sedangkan di negara lain ada yang letak setirnya di sebelah kiri.
Baca: Sejarah Permen Karet! Dulu Tidak Bisa Ditiup Jadi Gelembung, Mengejutkan Kisahnya!
Baca: Namanya Kumba! Inilah Kisah Hewan Kesayangan Penghuni Kayangan!
Baca: Terungkap! Inilah 5 Manfaat Tak Terduga Ikan Bilis buat Kesehatan! Nomor 3 Paling Mengejutkan!
Posisi setir di setiap negara disebut juga dengan left-driving countries dan right-driving countries. Kenapa bisa berbeda-beda, ya?
Left-Driving Countries Dan Right-Driving Countries
Standar negara yang menggunakan left-driving countries dalam lalu lintas adalah jalan kendaraannya menggunakan lajur kiri, sedangkan setir mobilnya berada di sebelah kanan. Negara yang menggunakan aturan ini yaitu Inggris, Australia, Jepang, Singapura, Malaysia, dan tentu saja negara kita Indonesia.
Sebaliknya, standar negara yang menggunakan right-driving countries dalam lalu lintas adalah jalan kendaraannya menggunakan lajur kanan dan letak setir mobilnya ada di sebelah kiri. Negara yang menerapkan aturan seperti ini yaitu Amerika, Tiongkok, dan mayoritas negara Eropa, kecuali negara Inggris.
Sejarah Letak Kemudi di Sebelah Kanan
Perbedaan ini ternyata dipengaruhi oleh sejarah pada zaman kerajaan. Dulu semasa perang, Ksatria di Kerajaan Inggris memiliki kebiasaan menggunakan kereta perang. Saat berperang, mereka beradu pedang dengan musuhnya yang berada di sebelah kanan.
Ini karena biasanya orang menggenggam pedang menggunakan tangan kanan. Kemudian kebiasaan tersebut mulai digunakan pada kemudi atau setir mobil, yang letaknya di sebelah kanan.
Sejarah Letak Kemudi di Sebelah Kiri
Sedangkan di akhir tahun 1700-an, kusir di Prancis dan Amerika Serikat mengangkut hasil pertanian menggunakan sado besar yang ditarik oleh beberapa pasang kuda. Sado tersebut tidak memiliki kursi pegemudi.
Kusir yang mengendalikan sado duduk di bagian belakang, di sebelah kiri kuda. Tujuannya adalah agar tangannya tetap bisa digunakan untuk bebas mencambuk kuda.
Secara otomatis, kusir yang duduk di sebelah kiri sado menginginkan orang lain untuk lewat di sisi kirinya juga. Agar kusir tersebut bisa memantau bagian bawah jalan untuk memastikan bahwa tidak ada orang yang celaka terkena roda sadonya.
