MERINDING! Kisah Horor Petugas Nusakambangan, Sering 'Digituin' Noni Belanda Sampai Celana Basah
Terdapat empat menara pos jaga di setiap sudut komplek Nusakambambangan. Setiap pos jaga mempunyai kisah mistis tersendiri.
Dia menceritakan, pernah suatu ketika saat bertugas malam melihat sesosok seperti manusia berjalan melewatinya.
Tak lama kemudian, sosok tersebut berjalan menembus tembok dan sel.
"Sosoknya jelas, tapi saya gak tahu siapa dia, terus ngilang menembus sel," paparnya.
Potensi terpendam
Petugas Lapas Batu, Taufik kembali berbagi pengalaman setelah 18 tahun mengabdi sebagai sipir di Nusakambangan.
Menurut dia, 'pulau penjara' itu banyak memiliki potensi terpendam, khususnya dari segi sumber daya alam.
Baca: Macan Tutul Jawa Ternyata Masih Ada di Pulau Nusakambangan. Rekaman Ini Membuktikannya
Baca: Tak Tahan Kelaparan, Napi Nusakambangan Buron Tertangkap. Ini Kisah Pelariannya!
Seperti pohon plalar yang hanya berbunga lima tahun sekali hingga batu tumpang. Di tangan kreatifnya, kekayaan alam itu dimanfaatkan untuk bisa memberikan penghasilan tambahan.
Di masa booming batu akik beberapa waktu lalu, pria yang sudah bekerja sebagai sipir Lapas Batu sejak usia 23 tahun itu mengaku bisa meraup keuntungan puluhan juta rupiah lewat menjual batu akik tumpang bulu hanoman. Bahkan, dari situ ia bisa membangun rumah di Pulau Nusakambangan.
"Surat SK kerja saya buat beli tanah, nah proses pembangunannya sampai jadi lewat hasil jual batu akik," tutur warga Desa Limbangan, Nusakambangan, yang saat itu ditemui sedang duduk di pos penjagaan pintu masuk Lapas Batu seraya menghisap rokok.
Saat itu, batu akik ukuran kecil atau sekitar 1 sentimeter dijual dengan harga Rp 500 ribu. Padahal jika belum jadi, harga batu hanya Rp 3 ribu.
Supaya memiliki nilai jual tinggi, strategi pemasaran awalnya dengan memberikan batu akik cuma-cuma kepada pejabat daerah setempat.
Dari situ, lapak batu akik bernama Thomsonite miliknya mulai kebanjiran permintaan, baik dari lingkungan Pulau Nusakambangan hingga daerah luar.
"Karena biasanya kalau pimpinan pakai, anak buah pada ikutan. Paling murah Rp 500 ribu, paling mahal pernah ada yang beli sampai belasan juta rupiah," imbuhnya.