KERAGUAN Soal Kesehatan Jiwa Donald Trump Makin Santer, Dia pun Bisa Dilengserkan

Jika Trump mengalami gangguan jiwa, dia bisa dilengserkan dari jabatannya sebagai presiden.

Sinar Harian
Donald Trump 

TRIBUNBATAM.ID- Pertanyaan mengenai kondisi kejiwaan Donald Trump telah beredar beberapa saat setelah dia dilantik menjadi presiden Amerika Serikat.

Pertanyaan tersebut kembali mengemuka seiring diluncurkannya buku berjudul Fire and Fury: Inside the Trump White House karya jurnalis Michael Wolff.

Buku itu, yang keakuratannya disangsikan Gedung Putih dan dipertanyakan sejumlah pihak, menggambarkan Trump sebagai sosok tidak sabar, tidak bisa fokus, mengulang berbagai hal, dan mengoceh tanpa ujung-pangkal.

Lewat Twitter dia mengklaim dirinya sebagai "jenius yang sangat stabil" serta memiliki "dua aset terbesar yakni mental yang stabil dan sangat pintar".

Bantahan Trump dan gaya berbicaranya justru mendorong khalayak semakin menggunjingkan kondisi kejiwaannya. Ada yang menduga sang presiden mengidap Alzheimer hingga kepribadian narsistis.

Dalam bukunya, Wolff menulis kesaksiannya selama mendapat akses ke Gedung Putih.

Saat itu, menurut Wolff, orang-orang di sekitar Trump mulai menyadari bahwa "kondisi kejiwaannya tergelincir".

Wolff juga mengatakan presiden berusia 71 tahun itu kerap mengulang-ulang kalimat. Repetisi bisa disebabkan ingatan jangka pendek yang buruk, beserta beberapa faktor lain.

Hal itu juga menjadi pertanda kepikunan yang, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mempengaruhi 5 persen hingga 8 persen orang-orang berusia 60 tahun ke atas di seluruh dunia.

"Semua orang sangat menyadari laju repetisinya yang meningkat," tulis Wolff.

"Awalnya dia mengulang tiga cerita yang sama kata demi kata dan ungkapan demi ungkapan dalam kurun 30 menit. Kini hal itu dia lakukan dalam 10 menit."

Wolff tidak memberi konteks lain mengenai perilaku Trump yang disebut kerap mengulang kalimat.

Trump sendiri telah mengecam buku Wolff, yang dia sebut "palsu" dan "penuh kebohongan".

Dia menekankan bahwa dirinya tidak pernah memberikan Wolff akses ke Gedung Putih.

Senada dengan Trump, sejumlah orang mempertanyakan narasumber dalam buku Wolff. Mereka bertanya apakah Wolff sendiri yang menyaksikan perilaku Trump. Karena sangsi, mereka menyebut sebagian isinya bersumber dari gosip.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved