Lantai Balkon BEI Ambruk
Berkaca dari Ambruknya Selasar BEI, Ternyata 222 Gedung di Jakarta 'Tergolong Tidak Aman'
Data dari Dinas Penanggulangan Kebakara menunjukkan dari 780, hanya 558 gedung yang memenuhi persyaratan keamanan pada akhir 2017.
Sebelumnya, 7 Agustus 2016, api juga melalap gedung Swiss Bell Hotel di Kelapa Gading yang sedang dibangun dan jatuh korban jiwa dua pekerja bangun.
Insiden lain terkait pengawasan gedung yang juga merenggut korban jiwa adalah banjirnya lantai basemen gedung UOB, Jakarta Selatan, Januari 2013.
Dua orang tewas terlelap air yang tak tertampung sistem irigasi gedung.
Melihat sederat kasus yang melibatkan gedung bertingkat itu, pengamat perkotaan Yayat Supriatna mengajak penyewa di dalam gedung untuk kritis.
"Harus berani meminta jaminan atau garansi bangunan tidak gagal konstruksi," ujarnya.
Kasus ambruknya selasar BEI, lanjut Yayat, lebih karena soal struktur dan pemeliharaan.
"Usia bangunan juga mempengaruhi keamanan dan keselamatan bangunan."
Menurut Yayat, pengelola sebaiknya tidak melakukan segalanya secara internal, "Tetapi juga perlu melibatkan auditor atau lembaga independen."
Keterlibatan lembaga independen dalam mengaudit gedung setidaknya akan menjadi garansi bagi penyewa bahwa pemeliharaan dilakukan dengan baik.
"Perlindungan para penyewa adalah hal penting," ujar Yayat Supriatna.
Pengawasan aparat yang dilakukan selama ini, tambah Yayat lagi, juga perlu dipertanyakan.
"Benarkah hanya bersifat di luarnya saja? Apakah umur teknis diaudit juga?"
Ahli tata kota dari Universitas Trisakti ini berpendapat bahwa pengawasan oleh pemerintah sebaiknya jangan disederhanakan menjadi persoalan administratif semata karena 'pemahaman struktur bangunan juga penting'. (bbc indonesia)