CERITA Miris Kecelakaan Maut Tanjakan Emen: Mengapa Warga Enggan Menolong, Justru Sibuk Merekam?

Ketika Karmila ini berhasil keluar dari bus dan berniat meminjam gawai salah satu warga untuk menelepon kerabatnya, warga pun enggan meminjaminya.

Istimewa
Bus kecelakaan di tanjakan Emen, Kabupaten Subang, Sabtu (10/2/2018). 

Ketika hendak pulang ke apartemen dari tempat kerjanya, dia ditikam dari belakang dari belakang oleh seorang pria.

"Terus dia minta tolong. Padahal lampu di apartemen itu masih nyala semua. Tapi tidak satu pun menolong, karena saling lihat-lihatan."

"Sampai dia dua kali menjerit minta tolong, tidak ada juga yang menghubungi polisi. Semua saling melihat," ujar Hamdi.

Di sini lah terjadi efek bystander tersebut terjadi.

"Jadi kadang-kadang semakin banyak orang menyaksikan itu, malah bukan pertolongan yang terjadi," kata dia.

Menurut dia, saat ini fenomena bystander effect makin menjadi-jadi seiring makin banyaknya orang yang hanya menonton, bukannya menolong.

"Semakin banyak bystander, malah bukan pertolongan makin cepat, orang makin berpikir 'Loh kalau udah terjadi gini kan yang harus nolong polisi, bukan saya dong. Saya kan hanya orang yang menyaksikan'. Dia akan makin banyak mengandalkan pada otoritas."

Justru ironis, lanjut Hamdi, teori psikologi sosial menunjukkan orang malah akan sigap menolong, kalau yang menyaksikan sedikit.

"Semakin banyak orang, malah nggak nolong," tukasnya.

Hal ini diperparah dengan fenomena baru di tengah era media sosial, yaitu sense of publicity.

"Dia senang menjadi orang yang mem-publish. Karena dalam hukum publikasi, siapa yang cepat dia paling unggul. Jadi orang berlomba-lomba siapa yang paling dulu merekam."

"Jadi manusia dan era digital ini punya perilaku yang kontraproduktif." (bbc indonesia)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved