Kisah Heroik Siswa 15 Tahun yang jadi Tameng Peluru Saat Penembakan Brutal di Sekolah Florida

Anthony Borges menderita luka parah dan hingga sat ini masih kritis di rumah sakit setelah melakukan tindakan nekat pada aksi tragis tersebut.

Twitter @Broward Sherrif Office
Anthony Borges (15) menjadi tameng peluru untuk selamatkan kawan-kawannya 

TRIBUNBATAM.ID, FLORIDA - Kasus penembakan yang terjadi di sebuah sekolah yang menewaskan 17 siswa dan guru membuat heboh Amerika Serikat.

Pemuda yatim piatu bernama Nikolas Cruz (19), memberondong sekolah tersebut pada 14 Februari lalu.

Namun, di tengah berita tentang Cruz, seorang pelajar 15 tahun menjadi pahlawan bagi teman-temannya.

Baca: NGERI! Tragedi Penembakan di Sekolah Terjadi Lagi di AS, 17 Orang Tewas. Pelakunya Mantan Murid

Baca: Baru 1,5 Bulan Sudah Terjadi 18 Penembakan Sekolah di AS. Ini 4 Kasus Paling Mematikan

Baca: TERUNGKAP, Pelaku Penembakan Sekolah di Florida Ternyata Anggota Supremasi Kulit Putih

Saat Cruz beraksi, ia rela jadi tameng, menghadang peluru demi menyelamatrkan 20 temannya yang lain.

Anthony Borges menderita luka parah dan hingga sat ini masih kritis di rumah sakit setelah melakukan tindakan nekat pada aksi tragis di hari Valentine tersebut.

Borges mendapatkan lima luka tembakan di tubuhnya.

Seperti dilansir DailyMail, sheriff Broward County mengatakan, kondisi Borges membaik meskipun masih membutuhkan sejumlah operasi.

Anthony Borges adalah seorang pemain sepak bola di Marjory Stoneman Douglas High School yang terletak di luar Miami tersebut.

Kantor sheriff mengungkapkan dalam Twitternya, "Untungnya, dia sudah pulih, tapi masih harus melewati jalan yang panjang ke depan dengan lebih banyak operasi yang dibutuhkan".

Sheriff Scott Israel merasa terhormat bisa mengunjungi siswa heroik itu, kantor Sherrif menambahkan.

Seorang rekannya , Carlos Rodriguez mengatakan bahwa Borges berani' mengambil inisiatif untuk menyelamatkan teman sekelasnya yang lain.

Sementara itu, ayahnya, Royer, meminta orang-orang untuk mendoakannya.

Berbicara kepada ABC News, dia menjelaskan apa yang terjadi setelah pembantaian tersebut:

"Dia baru saja menelepon saya dan berkata," Ayah, seseorang juga menembak saya dari belakang dan kaki saya juga. "

Dia menambahkan: 'Dia adalah pahlawan saya.'

Nikolas Cruz dilaporkan seorang yatim piatu dan kemudian tinggal bersama keluarga temannya.

Pasangan yang menampung Nikolas Cruz sama sekali tidak menyangka Cruz bakal menjadi pelaku penembakan massal di Parkland, tersebut.

James dan Kimberly Snead dalam wawancara dengan South Florida Sun Sentinel, seperti dikutip AFP, mengatakan, mereka menerima Cruz pada akhir November 2017.

Saat itu, ibu kandungnya meninggal akibat pneumonia. "Dia teman putra kami," ujar James.

Anthony Borges

Selama tinggal di rumah mereka, pasangan itu memang melihat perilaku Cruz sangat aneh, baik itu saat makan maupun tidur.

Dicontohkan, Cruz pernah memasukkan kue cokelat ke dalam roti lapis yang berisi daging dan keju.

Cruz juga sama sekali tidak membantu mereka mengurus rumah.

Namun Kimberly tidak mempersoalkan hal itu karena ia tahu Cruz bekerja di sebuah toko dan belajar.

"Jujur, kami menerima seorang monster di bawah atap rumah kami, dan kami sama sekali tidak mengetahuinya," tutur Kimberly.

Namun begitu, pemuda yang dendam karena dikeluarkan dari sekolah itu, selalu menuruti setiap peraturan.

"Saya memberitahunya segala peraturan yang ada di rumah ini, dan dia menurutinya hingga detail terkecil," kata James yang juga seorang veteran tentara.

James yakin Cruz bukanlah remaja yang bodoh meskipun naif.

Cruz yang bercita-cita menjadi tentara ini menyerang bekas sekolahnya itu menggunakan perlengkapan militer.

Selain membawa senapan serbu AR-15, dia juga mengenakan rompi antipeluru dan mengenakan masker untuk melemparkan granat asap.

Cruz kabur dengan membaur bersama kerumunan murid yang panik, dan mengunjungi dua tempat sebelum diringkus polisi.

Biro Intelijen Federal AS (FBI) mengungkapkan, sebelum insiden itu terjadi, mereka menerima dua peringatan akan adanya potensi Cruz bakal menyerang.

Yang pertama melalui kolom komentar di YouTube bertanggal 24 September 2017, dan yang kedua pada 5 Januari lalu.

Namun, dua ancaman itu sama sekali tidak digubris, dan membuat Gubernur Florida Rick Scott meminta agar Direktur FBI Christopher Wray mundur.

Suasana duka keluarga korban dan siswa sekolah
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved