Derita Petugas Damkar Toapaya Hadapi Kebakaran Lahan, Sampai Ketiduran di Aspal Karena Kelelahan
Malam-malam, belum sempat buka baju, baru pulang sebentar habis memadamkan api, eh ada lagi laporan api lagi di lahan, lain
Laporan Wartawan Tribun Batam.id, Bintan, Aminuddin
TRIBUNBATAM.id, BINTAN - Dahi Zakaria, staf Pemadam Kebakaran di UPTD Toapaya mengernyitkan keningnya.
Baru saja tiba di rumah, laporan kebakaran lahan mampir di smartphone-nya.
Zakaria melirik jam, pukul 21.00 WIB.
"Malam-malam, belum sempat buka baju, baru pulang sebentar habis memadamkan api, eh ada lagi laporan api lagi di lahan, lain," ucapnya bercerita kepada Tribun Batam.id, Jumat (23/2/2018) sore menjelang magrib.
Baca: Jumlah Sabu Simpang-siur, Anjing Pelacak Andro Didatangkan ke Karimun Sisir Kapal Win Long
Baca: Lahan 20 HA di Ceruk Ijuk Toapaya, Bintan, Dilalap Api. Petugas Damkar dan Polisi Berjibaku
Api yang membakar lahan semak dan hutan baru saja padam dan para petugas mengaso sejenak sebelum berkemas untuk kembali ke markas.
Itulah gambaran hari-hari belakangan ini, saat ia dan kawan-kawannya harus berjibaku memadamkan api.
Demi tugas, tak ada alasan apapun, dia pun meluncur membelah malam Toapaya, Bintan.
Dengan tenaga tiga orang, staf Damkar UPTD Toapaya harus bekerja ekstra sebulan ini.
Dalam sepekan terakhir saja, sudah beberapa kali lahan terbakar di wilayah tugas mereka.
Pada Selasa sore di Ceruk Ijuk, Taoapaya Asri, seorang staf terlihat sampai tidur di jalan raya usai mengisi air ke mobil damkar, untuk memadamkan api yang melalap belasan hektar semak dan hutan.
"Terkuras energi kawan itu," kata petugas lain melihat rekannya kelelahan.
Tak hanya petugas Damkar, Kapolsek Gunung Kijang AKP Dunot P Gurning pun bernasib sama.
Begitu mendengar dering telepon, ia sudah bisa menebak, pasti laporan kebakaran lahan lagi.
"Begitu kulihat nomor, ini pasti kebakaran lahan lagi. Kami pun meluncur bersama kawan-kawan Damkar ini," kata dia.
Dunot dan anggotanya tidak mungkin tinggal diam karena ia tahu persis, bagaimana petugas pemadam unit Toapaya dihadang sejumlah keterbatasan.
Selain itu, Babinkamtibmas dan anggota TNI setempat juga ikut berjibaku memadamkan api.
"Armada mereka cuma satu. Perlu ditambahlah. Personil juga kurang. Bayangkan, kebakaran lahan kadang terjadi di dua titik bersamaan lho. Jadi mau tidak mau watercanon kita dari Polres diperbantukan," kata Dunot.
Armada watercanon memang tidak bisa selalu diandalkan, terutama jika harus memadamkan kebakaran di titik yang berlintasan setapak.
"Kayak di Batu 27 lalu, naik ke atas lokasi kebakaran tidak bisa, karena ada gapura di sana. Nah, damkar inilah yang bisa naik ," katanya.
Dia berharap pemerintah setempat melakukan penambahan armada damkar sehingga mempermudah operasional pemadaman di lokasi kebakaran.
"Bayangkan saja, kawan-kawan di damkar seminggu ini tidak istrahat. Banyak sekali laporan kebakaran yang harus ditangani,"ujar Gurning.
Selain tindakan langsung menghadapi si jago merah, Polsek Gunung Kijang sudah memasang pamflet larangan pembakaran lahan selama musim panas.
Bagi pemilik lahan yang ingin melakukan pembakaran lahan, sebaiknya koordinasikan dengan polisi sehingga cepat diantisipasi bila kebakaran meluas dan berpotensi mengganggu.
