Kasus Narkoba di Batam
Sindikat Narkoba 3 Negara Ini Gencar Serbu Indonesia, 'Permintaan Terus Naik, Hukum Bisa Dibeli'
Penyelundupan Narkoba yang berhasil masuk ke Indonesia diperkirakan jumlahnya jauh lebih besar dibanding yang berhasil diamankan aparat.
TRIBUNBATAM.id- Penyelundupan Narkoba yang berhasil masuk ke Indonesia diperkirakan jumlahnya jauh lebih besar dibanding yang berhasil diamankan aparat.
Hal itu dikatakan seorang mantan pejabat Badan Narkotika Nasional (BNN).
"Yang lolos justru lebih banyak," kata mantan Direktur Penindakan BNN, Benny Jozua Mamoto, kepada BBC Indonesia, Senin (26/2/2017).
Dalam tiga pekan terakhir, lebih dari dua ton narkoba berhasil dibongkar oleh aparat keamanan.
Dari catatan TRIBUNBATAM.id, di Kepri sendiri adalah sekitar 2,8 ton penyelundupan sabu yang berhasil diamankan petugas.
Kasus pertama adalah penyelundupan sabu seberat 1,2 ton. Sabu ini diselundupkan empat warga negara Taiwan menggunakan kapal MV Sunrise Glory.
Kapal diamankan, Jumat (9/2/2018) di perairan Selat Phillip, perbatasan Singapura dan Batam, oleh KRI Sigurot 864 yang dikomandani Mayor Laut Arizzona.
Para penyelundup sabu itupun sudah ditetapkan sebarai tersangka.
Baca: Indonesia ‘Diserbu’ Sabu Berton-ton. Kapolri Minta Tembak di Tempat, Buwas Potong-potong Bandar
Baca: VIDEO. Polisi Masih Cari Bandar Besar yang Datangkan 1,6 Ton Sabu
Permintaan Narkoba di Indonesia Tinggi
Menurut Benny Mamoto, dari survei BNN, keberhasilan aparat penegak hukum mengungkap penyelundupan narkoba 'baru sekitar 10 persen'.
Kenyataan ini, sambungnya, menunjukkan bahwa Indonesia masih merupakan wilayah sasaran penyelundupan jaringan Narkoba internasional, karena permintaan konsumsi Narkoba masih tetap tinggi.
Para tersangka penyelundup sabu yang berhasil ditangkap aparat kepolisian, TNI dan Bea Cukai dari sebuah kapal di perairan Batam. Foto: AFP/SEI RATIFA
"Karena pasar tidak berhasil ditekan, jadi angka permintaan tetap tinggi," tegas Benny.
Dan ketika permintaan tetap tinggi, lanjutnya, maka para sindikat internasional akan terus "menggelontorkan dengan 1001 macam cara, 1001 macam jalur, 1001 macam modus, agar narkoba sampai ke pasar Indonesia".
Di sisi lain pemerintah Indonesia, melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani, tidak memungkiri bahwa Indonesia saat ini mendapatkan 'banjir narkoba yang tiap hari terus meningkat'.
Sri Mulyani mengutarakan hal itu saat jumpa pers bersama Kapolri Jendral Tito Karnavian di pelabuhan Sekupang, Batam, Kepulauan Riau, Jumat (23/02) lalu.
Kepala BNN Budi Waseso juga menegaskan penyelundupan sabu yang digagalkan aparat kurang dari 10% dari yang berhasil masuk, "Kalau ada kapal yang tertangkap, kapal lain bergerak."

Data BNN menunjukkan saat ini sindikat asal Malaysia, Taiwan, Cina merupakan yang paling gencar menyelundupkan narkoba ke Indonesia.
Dan jalur laut dianggap sebagai jalur yang paling sering digunakan.
"Di tingkat dunia, 80 persen penyelundupan narkoba lewat laut, karena bisa skala besar, seperti ditemukan di sekitar Batam belakangan ini," ungkap Benny Mamoto.
Mengapa Indonesia menjadi sasaran sindikat narkoba?
Kenyataan Indonesia merupakan'"surga bagi peredaran narkoba', menurut Benny, antara lain didasarkan pengalamannya saat memeriksa buronan pengedar narkoba asal Iran.
Dia memeriksa yang bersangkutan di sebuah penjara di Bangkok, Thailand, "Pertanyaan kami, kenapa Anda menyasar Indonesia?"
"Dia dengan tenang menjawab: 'saya orang bisnis, saya melihat Indonesia pasar yang bagus. Angka permintaannya naik terus, harganya bagus, dan hukum bisa dibeli," ungkap Benny menirukan jawaban sang buronan tersebut.
Untuk itulah, Benny meminta pemerintah melakukan evaluasi secara komprehensif untuk menjawab kenapa narkoba masih terus diselundupkan ke wilayah Indonesia.
"Evaluasi penting untuk melihat titik lemah yang perlu diperbaiki," katanya.
Dia kemudian mengingatkan bahwa penanganan kejahatan narkoba harus melibatkan semua pihak yang berkepentingan, termasuk upaya pencegahan dan rehabilitasi yang berkesinambungan dan masif.
"Kita nyaris hanya menyaksikan di layar kaca atau membaca di media tentang berton-ton sabu diungkap, tapi nyaris tidak melihat, misalnya, sejau hmana menekan permintaan dan bagaimana melakukan rehabilitasi (pengguna narkoba)," paparnya.
Sebelumnya, Deputi Pemberantasan BNN, Arman Depari, mengatakan Indonesia menjadi sasaran penyelundupan narkoba dari sindikat internasional, tidak terlepas dari sejumlah faktor.
"Selain jumlah penduduknya yang besar, perkembangan ekonomi Indonesia yang terbilang tinggi menjadi daya tarik bagi sindikat narkoba," kata Arman Depari kepada wartawan.
Faktor lainnya, sambungnya, adalah semakin ketatnya Filipina dan Cina dalam menghadapi kejahatan narkoba.
Kepala BNN, Budi Waseso, juga mengatakan maraknya narkoba diselundupkan ke Indonesia antara lain disebabkan luasnya perairan Indonesia dan keterbatasan petugas. Budi juga tidak memungkiri adanya permintaan turut menjadi pemicu.
Namun menurut Budi, keberhasilan tim gabungan BNN, TNI, polisi dan Bea Cukai dalam membongkar penyelundupan 1, 3 ton sabu pada 7 Februari di Batam, harus dibaca pula sebagai 'pesan kepada para bandar narkoba'.
"(Bahwa) penanganan narkoba di negeri ini tak hanya ditangani oleh BNN atau Polri semata, akan tetapi juga dibantu oleh TNI," kata Budi Waseso seperti dikutip situs resmi BNN, Selasa (20/2/2018). (diolah dari dokumen tribun batam dan bbc indonesia)