Motion
Adat Resam Melayu Mulai Tergerus Zaman, Ini Tindakan LAM Anambas
Di era digital dan cepatnya perubahan zaman, adat resam Melayu di Anambas mulai tergerus dan terancam dilupakan.
"Gelar yang disandang ini, memiliki filsafah. Orang yang menyandangnya harus menjadi teladan, menjadi tempat berpautnya masyarakat Melayu. Mampu memainkan perannya sebagai seorang pemimpin. Menurut tunjuk ajar Melayu," ungkapnya lagi.
Ia pun mengingatkan, gelar yang disandang bukan untuk selama-lamanya. Gelar yang dianugerahkan ini dapat gugur dan hilang. Pihaknya berharap, dapat saling menjaga dan menjalankan amanah sebagai seorang Dato'.
"Dapat menjaga marwah sebagai orang Melayu. Bila tidak saling menjaga, ibarat pepatah Nila setitik, rusak santan sebelanga," tutupnya. (*)
Bakal Bukukan Budaya Melayu Anambas
TAK hanya melantik sejumlah pengurus di kecamatan serta menjalin silaturahmi dengan sejumlah paguyuban yang ada di Anambas, Lembaga Adat Melayu (LAM) di Anambas kini juga disibukkan dengan penggalian seni budaya serta sejarah Melayu yang ada di Anambas.
Penelusuran sejarah Melayu di Anambas ini telah dilakukan oleh pengurus LAM di Anambas, yang nantinya akan dirangkum menjadi sebuah buku.
“Salah satu program Lembaga Adat Melayu di Kabupaten Kepulauan Anambas, yakni menggali serta melestarikan seni budaya Melayu. Penulisan serta penelusuran sejarah Melayu di Anambas, saat ini dilakukan oleh salahseorang pengurus LAM di Anambas," ujar Ketua Umum LAM Kabupaten Kepulauan Anambas Dato' Sri Setia Amanah Ir Herdi Usman.
Penelusuran dan penulisan sejarah Melayu di Anambas ini, nantinya akan dibawa ke Provinsi, untuk selanjutnya dilakukan pengecekan oleh dewan kehormatan yang ada di Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepri. Sinergitas antara LAM yang ada di kabupaten dengan LAM yang ada di tingkat Provinsi, diakuinya terus dilakukan. Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalahan dalam melangkah, khususnya yang berkaitan dengan adat dan kebudayaan Melayu.
"Setelah dicetak dalam bentuk buku, rangkuman ini akan kami minta cek ke provinsi. Antara kepengurusan di kabupaten dan provinsi harus ada sinergi, dan ini yang terus kami lakukan. Karena walau bagaimana pun, payungnya tetap di provinsi. Setiap ada hal-hal yang berkaitan dengan acara yang membawa adat dan kebudayaan maupun seminar, kami berkonsultasi terlebih dahulu ke provinsi," ungkapnya.
Sekretaris Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan Anambas, Dato' Syariffudin mengatakan, penelusuran data dan pengumpulan informasi dari sejumlah tokoh masyarakat masih terus dilakukan untuk merampungkan sejarah kebudayaan Melayu di Anambas ke dalam sebuah buku.
"Pak Alfian sebagai peneliti/pengkajian/penulisan adat dan budaya sedang mengumpulkan data maupun informasi mengenai hal itu. Karena ini memang memerlukan kehati-hatian. Takutnya kalau sampai salah tulis, tentunya berdampak kurang baik pada image LAM di Anambas. Oleh karena itu, koordinasi serta silaturahmi dengan dewan kehormatan termasuk di Provinsi Kepri terus kami lakukan," ungkapnya. (*)
Usul Budaya Melayu Masuk Kurikulum Sekolah
LEMBAGA Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan Anambas mengusulkan program seni budaya Melayu masuk ke sekolah-sekolah.
Langkah ini dilakukan untuk melestarikan adat serta kebudayaan Melayu kepada generasi muda.
Lembaga Adat Melayu di Anambas dasar, tantangan untuk melestarikan kebudayaan Melayu kepada generasi muda makin berat, terlebih di zaman modern seperti sekarang ini.