Motion

Adat Resam Melayu Mulai Tergerus Zaman, Ini Tindakan LAM Anambas

Di era digital dan cepatnya perubahan zaman, adat resam Melayu di Anambas mulai tergerus dan terancam dilupakan.

ISTIMEWA

MENJAGA adat serta budaya Melayu di zaman modern seperti sekarang ini bukan perkara mudah. Zaman di mana generasi mudanya cenderung abai dengan nilai-nilai falsafah Melayu yang identik dengan nafas Islam.

Hal inilah yang kini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat yang sekaligus mendorong Lembaga Adat Melayu (LAM) di Kabupaten Kepulauan Anambas untuk bergerak menjaga serta melestarikan adat dan nilai-nilai budaya Melayu yang ada.

Dato' Sri Setia Amanah Ir Herdi Usman, Ketua Umum LAM Kabupaten Kepulauan Anambas mengatakan, kehadiran lembaga adat di Anambas sebelumnya sudah ada sejak masih menginduk dengan Kabupaten Natuna ketika itu.

Saat ini, kepengurusan Lembaga Adat Melayu di Anambas telah memasuki periode kedua untuk masa bakti tahun 2016-2021 yang telah dikukuhkan oleh Ketua Umum LAM Provinsi Kepri, serta dipertegas dengan surat keputusan bernomor 4/LAM KEPRI/XI/2016 pada Juli 2017 kemarin.

"Ini sudah masuk periode kedua. Di atas Ketua Umum, ada dewan kehormatan yang di dalamnya terdapat orang-orang tua maupun alim ulama. Kemudian, di bawah Ketua Umum ada ketua-ketua sesuai bidangnya masing-masing," ujarnya.

Ia mengatakan, Lembaga Adat Melayu di Anambas pun masih disibukkan dengan pelantikan kepengurusan pada sejumlah kecamatan di Anambas.

motion-anambas
motion-anambas (ISTIMEWA)

Baca: Nggak Harus Beli, Wood Crafting Bisa Bikin Sendiri. Cek Tutorialnya di Sini

Baca: Cold Pressed Juice, Jus Kekinian yang Lebih Sehat & Kaya Nutrisi

Beberapa kecamatan seperti Kecamatan Siantan, Kecamatan Jemaja dan Jemaja Timur serta Kecamatan Palmatak, telah dilantik susunan kepengurusannya setelah melalui tahapan musyawarah.

Sejumlah program pun, telah disusun pada kepengurusan Lembaga Adat Melayu di Anambas pada periode saat ini. Satu di antaranya terus memberikan sosialisasi akan nilai-nilai adat Melayu, termasuk menjalin silaturahmi dengan sejumlah paguyuban yang ada di Anambas.

"Untuk anggota saat ini ada sekitar seratus orang lebih yang telah bergabung.

Sedikitnya tiga belas program besar yang ada di LAM Kabupaten Kepulauan Anambas," ungkapnya.

Ketua Umum Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepri, Dato' Sri Setia Amanah H Abdul Razak AB pun, sebelumnya mengimbau kepada kepengurusan LAM di Anambas untuk dapat lebih memainkan perannya dalam memajukan adat istiadat Melayu.

Kepengurusan LAM di Anambas pun, sebelumnya telah disepakati melalui Musda yang dilaksanakan pada tanggal 6 November 2016 kemarin.

"Kepengurusan LAM Anambas yang ada diharapkan dapat menjaga adat resam Melayu yang semakin hari semakin dilupakan. Tantangan ke depannya sudah barang tentu semakin berat. Sesuai dengan AD/ART LAM Provinsi Kepri, baik ketua dan pengurusnya berhak menyandang gelar Dato'," ungkapnya.

"Gelar yang disandang ini, memiliki filsafah. Orang yang menyandangnya harus menjadi teladan, menjadi tempat berpautnya masyarakat Melayu. Mampu memainkan perannya sebagai seorang pemimpin. Menurut tunjuk ajar Melayu," ungkapnya lagi.

Ia pun mengingatkan, gelar yang disandang bukan untuk selama-lamanya. Gelar yang dianugerahkan ini dapat gugur dan hilang. Pihaknya berharap, dapat saling menjaga dan menjalankan amanah sebagai seorang Dato'.

"Dapat menjaga marwah sebagai orang Melayu. Bila tidak saling menjaga, ibarat pepatah Nila setitik, rusak santan sebelanga," tutupnya. (*)

Bakal Bukukan Budaya Melayu Anambas

TAK hanya melantik sejumlah pengurus di kecamatan serta menjalin silaturahmi dengan sejumlah paguyuban yang ada di Anambas, Lembaga Adat Melayu (LAM) di Anambas kini juga disibukkan dengan penggalian seni budaya serta sejarah Melayu yang ada di Anambas.

Penelusuran sejarah Melayu di Anambas ini telah dilakukan oleh pengurus LAM di Anambas, yang nantinya akan dirangkum menjadi sebuah buku.

“Salah satu program Lembaga Adat Melayu di Kabupaten Kepulauan Anambas, yakni menggali serta melestarikan seni budaya Melayu. Penulisan serta penelusuran sejarah Melayu di Anambas, saat ini dilakukan oleh salahseorang pengurus LAM di Anambas," ujar Ketua Umum LAM Kabupaten Kepulauan Anambas Dato' Sri Setia Amanah Ir Herdi Usman.

Penelusuran dan penulisan sejarah Melayu di Anambas ini, nantinya akan dibawa ke Provinsi, untuk selanjutnya dilakukan pengecekan oleh dewan kehormatan yang ada di Lembaga Adat Melayu Provinsi Kepri. Sinergitas antara LAM yang ada di kabupaten dengan LAM yang ada di tingkat Provinsi, diakuinya terus dilakukan. Hal ini dilakukan agar tidak ada kesalahan dalam melangkah, khususnya yang berkaitan dengan adat dan kebudayaan Melayu.

"Setelah dicetak dalam bentuk buku, rangkuman ini akan kami minta cek ke provinsi. Antara kepengurusan di kabupaten dan provinsi harus ada sinergi, dan ini yang terus kami lakukan. Karena walau bagaimana pun, payungnya tetap di provinsi. Setiap ada hal-hal yang berkaitan dengan acara yang membawa adat dan kebudayaan maupun seminar, kami berkonsultasi terlebih dahulu ke provinsi," ungkapnya.

Sekretaris Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan Anambas, Dato' Syariffudin mengatakan, penelusuran data dan pengumpulan informasi dari sejumlah tokoh masyarakat masih terus dilakukan untuk merampungkan sejarah kebudayaan Melayu di Anambas ke dalam sebuah buku.

"Pak Alfian sebagai peneliti/pengkajian/penulisan adat dan budaya sedang mengumpulkan data maupun informasi mengenai hal itu. Karena ini memang memerlukan kehati-hatian. Takutnya kalau sampai salah tulis, tentunya berdampak kurang baik pada image LAM di Anambas. Oleh karena itu, koordinasi serta silaturahmi dengan dewan kehormatan termasuk di Provinsi Kepri terus kami lakukan," ungkapnya. (*)

Usul Budaya Melayu Masuk Kurikulum Sekolah

LEMBAGA Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan Anambas mengusulkan program seni budaya Melayu masuk ke sekolah-sekolah.

Langkah ini dilakukan untuk melestarikan adat serta kebudayaan Melayu kepada generasi muda.

Lembaga Adat Melayu di Anambas dasar, tantangan untuk melestarikan kebudayaan Melayu kepada generasi muda makin berat, terlebih di zaman modern seperti sekarang ini.

"Ini yang memang menjadi tantangan LAM ke depannya. Untuk itu, kami mengusulkan kepada Pemerintah Daerah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar bisa merealisasikan hal itu," ujar Dato' Sri Setia Amanah Ir Herdi Usman, Ketua Umum LAM Kabupaten Kepulauan Anambas.

Dengan masuknya program seni budaya Melayu yang masuk ke sekolah-sekolah, pihaknya berharap dapat membangkitkan niat generasi muda untuk mencintai adat dan kebudayaan Melayu yang boleh dikatakan menjadi nafas dalam kehidupan sehari-hari.

"Kalau itu tidak dilakukan, tentu sangat sulit sekali. Terlebih, dengan zaman telekomunikasi yang kian canggih seperti sekarang ini. Coba kalau kita perhatikan, saat ini anak-anak sekolah sudah banyak yang memiliki gadget yang senantiasa melekat dengan mereka. Beberapa generasi muda, memang ada yang tertarik serta peduli untuk melestarikan seni dan budaya Melayu, salahsatunya dengan membentuk sanggar seni," ungkapnya.

Dato' Syariffuddin, Sekretaris Lembaga Adat Melayu (LAM) Kabupaten Kepulauan Anambas mengatakan, usulan agar adanya prioritas pada seni dan budaya Melayu ke sekolah-sekolah, memang telah diusulkan jauh hari sebelumnya.

Hal ini pun menurutnya sejalan dengan amanah yang disampaikan oleh Ketua LAM Provinsi Kepri agar LAM di Anambas dapat memainkan perannya, khususnya dalam menjaga resam Melayu yang cenderung dilupakan pada zaman sekarang.

"Memang usulan ini ada kami sampaikan. Harapannya, agar generasi muda tidak lupa serta dapat mengenal adat dan kebudayaan Melayu sejak dini. Upaya untuk menjaga serta melestarikan adat serta kebudayaan Melayu senantiasa kami lakukan," ungkapnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved