Satu Lagi Produsen Berita HOAX Ditangkap, Begini Cara Kerja dan Keuntungan yang Didapatnya

Dia diduga memproduksi berita bohong alias hoaks tentang sejumlah figur, dari Megawati Soekarnoputri, Prabowo Subianto, hingga Rizieq Shihab.

BBC INDONESIA
KB, pria yang diduga menyebar hoaks selama setahun, diduga meraih ribuan dolar AS dari pemasangan iklan di blog miliknya. 

Baca: Mei Nanti, Donald Trump dan Kim Jong-un akan Bertemu, Momen Diplomatik Sangat Bersejarah

Menurut koordinator gerakan #BijakBersosmed, Enda Nasution, pemilik blog yang ramai dikunjungi pengguna internet memang dapat meraih penghasilan dari iklan.

Penghasilan itu berasal dari sejumlah penyedia layanan iklan di internet, antara lain Google Adsense dan Google Adwords.

"Jumlah penghasilan lumayan besar, bisa sampai ribuan dolar AS per bulan, tergantung traffic (lalu lintas pembaca blog). Tapi itu bukan penghasilan yang sifatnya tetap, terutama kalau konten blog dilaporkan atau melanggar syarat dari penyedia layanan," ujar Enda kepada BBC Indonesia.

Lebih dari itu, Enda menilai KB merupakan produsen berita bohong dalam kategori yang paling rendah mengingat penyebaran hoaks bermotif ekonomi relatif mudah dihentikan melalui pengaduan kepada penyedia layanan media sosial.

Enda menyebut kelompok Saracen dan MCA lebih gencar dan terorganisasi dalam membuat dan menyebar hoaks.

Baca: HONDA Recall 10.950 Unit CRV 2017, Pemilik Bisa Langsung Ganti Komponen di Diler & Gratis

Menurut Enda, Saracen bertindak atas dasar ekonomi, walau setiap anggotanya memiliki kecenderungan politik tertentu sedangkan MCA -merujuk pernyataan kepolisian- bertindak berdasarkan ideologi.

"Yang saya takutkan justru penyebar hoaks dengan basis ideologi. Mereka tidak dibayar atau secara sukarela menyebarkan berita bohong."

"Mereka menghalalkan segala cara dengan tujuan menimbulkan keresahan atau ketakutan. Menggabung kejadian yang ada dengan berita bohong di media sosial," tutur Enda.

Melalui gerakan bijaksana bermedia sosial, Enda mendorong warganet giat memverifikasi berita yang beredar di internet.

"Jika fabrikasi atau yang sama sekali fitnah, tidak ada gabungan kejadian atau fakta, itu hoaks yang paling gampang diverifikasi," ujarnya.

Pada 2016, kepolisian di Jakarta menindak setidaknya 300 media sosial dan media online yang menyebar berita palsu sementara sepanjang tahun 2017, Polri menerima setidaknya 4000 laporan terkait hoaks.

Setelah tahun lalu menindak Saracen, Februari lalu kepolisian membongkar jejaring hoaks bernamaMCA.

Delapan admin kelompok itu yang diduga mengelola berbagai akun penyebar hoaks telah ditetapkan menjadi tersangka namun kepolisian sampai saat ini masih mencari otak intelektual di baliknya. (bbc indonesia)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved