Perang Dagang As dan Cina

TERUNGKAP Inilah Alasan AS Tabu Genderang 'Perang Dagang' dengan Cina

Genderang proteksionisme perdagangan yang ditabuh Amerika Serikat (AS) kini semakin mengencang.

AFP
Presiden Donald Trump mendengarkan bisikan Rex Tillerson saat pertemuan dengan Konsul Negara-negara Arab di Riyadh, Saudi Arabia, 21 Mei 2017. 

TRIBUNBATAM.id, WASHINGTON- Alarm perang dagang benar-benar telah berbunyi.

Genderang proteksionisme perdagangan yang ditabuh Amerika Serikat (AS) kini semakin mengencang.

Belum cukup dengan penetapan tarif impor baja dan aluminium, Negeri Paman Sam bersiap mengenakan tarif bea masuk impor produk lain dari Cina.

Presiden AS Donald Trump membidik Cina langsung sebagai negara yang selama ini dianggap menjalankan perdagangan berat sebelah dengan AS.

Defisit neraca dagang AS dengan China terus mendaki setiap tahun.

Defisit dagang AS dengan Cina sepanjang 2017 semisal, tercatat sebesar  375,22 miliar dolar AS atau naik 8,12 dari tahun 2016 yang sebesar 347,01 miliar dolar AS.

Ekspor AS ke Cina di 2017 hanya 130,36 miliar dolar AS, sementara impor AS dari Cina sebesar 505,59 miliar dolar AS.

Baca: MENILIK Cara McDonald Raih Keuntungan dengan Jual Makanan Seharga Belasan Ribu

Baca: SEDANG Persiapan Terbang, Pramugari Ini Buka Pintu Darurat dan Melompat. Akibatnya Sangat Fatal

Menurut Trump, mengurangi defisit dagang ini menjadi langkah paling efektif untuk mengurangi gempuran impor.

Sebagai pengusaha kawakan sebelum menduduki posisi orang nomor satu di Amerika, otak bisnis Trump masih berperan besar dalam membuat kebijakan ekonomi AS.

Sumber Reuters menyebut, tidak hanya baja dan aluminium, barang-barang lain di sektor teknologi informasi, elektronik, telekomunikasi, pakaian, alas kaki hingga mainan juga akan dikenakan tarif impor.

Jumlah barang yang akan terkena tarif impor bisa mencapai 100 produk.

Potensi yang bisa didapat AS dari penarikan tarif impor baru ini mencapai 60 miliar dolar AS.

Baca: Hasil Riset: Air Kemasan Merek-Merek Ternama Dunia Terkontaminasi Partikel Plastik. Apa Bahayanya?

Trump membidik perusahaan-perusahaan teknologi tinggi Cina sebagai tindakan balasan ke Cina yang menerapkan kebijakan investasi protektif.

Cina memaksa perusahaan-perusahaan AS untuk membeberkan teknologinya agar bisa beroperasi di Negara Tembok Besar itu.

Bukan itu saja. Kabinet Trump juga mempertimbangkan untuk membatasi investasi perusahaan China di AS dengan alasan keamanan.

Dalam paket kebijakan baru ini, AS juga akan memperketat izin visa turis Cina ke AS.

Paket kebijakan ini merupakan hasil dari investigasi AS terkait praktik dagang AS-Cina berdasarkan Undang-Undang Perdagangan AS 1974 yang dimulai pada bulan Agustus tahun lalu.

Baca: Inilah Hakim Agung Artidjo Alkostar yang Ditunjuk Tangani PK Ahok. Dia Kerap Tangani Kasus Berat

Baca: AYAH CERDAS! Pria Ini Lakukan Hal Inspiratif agar Bisa Menyusui Bayinya ketika Sang Istri Kerja

Hun Quach, Pelobi Perdagangan dari Asosiasi Industri Ritel di Washington mengatakan, mereka khawatir rencana penetapan tarif impor yang ambisius ini bakal mencakup barang konsumsi lain seperti pakaian jadi, alas kaki dan mainan.

"Ini akan berdampak buruk bagi warga AS. Ini tentang kaus, celana jins dan sepatu yang dipakai oleh anak-anak untuk sekolah," ujar Hun. Harga barang akan naik.

Sebelumnya, aksi proteksionisme pertama Trump sebagai Presiden AS dengan menarik AS dari kesepakatan perdagangan Trans Pacific Partnership (TPP).

Gedung Putih juga kini tengah bernegosiasi untuk mengubah Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara atau North American Free Trade Agreement (NAFTA).

(kompas.com/Rizki Caturini) 

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved