Datang ke Bintan Timur, Jangan Lupa Mampir ke Kampung Kerupuk! Ini Sejarahnya!
Melihat keseharian Kampung Kerupuk di Sei Lekop, Bintan Timur. Lokasi sentra perajin kerupuk terkenal di Tanjungpinang. Ini sejarahnya!
TRIBUNBINTAN.COM, KIJANG-Kampung Kerupuk, demikian sebutan bagi kampung di wilayah Kelurahan Sei Lekop, Kecamatan Bintan Timur.
Di sini, hampir di setiap halaman rumah warga terdapat pajangan kerupuk. Maka tak salah juga kalau ada yang menyebut kampung kerupuk.
Sri Wahyuni, salah seorang warga mengatakan, telah lama melakoni usaha produksi kerupuk. Hampir setiap hari, Sri bergumul dengan kegiatan mengolah dan mengemas kerupuk sehingga menjadi barang siap dijual.
Baca: Mengejutkan! Ternyata Inilah Alasan Elly Sugigi Sedikit Kebablasan di Acara Pesbukers!
Baca: Artis Zaskia Mecca Lahirkan Bayi Laki-laki! Ini Nama Anaknya! Ini Alasan Hanung Bramantyo!
Baca: Malas Dengan Grup yang Berisik! Begini Cara Keluar dari Grup Whatsapp Tanpa Ketahuan!
Baca: Aha! Sandra Dewi Pamer Mobil Mewah Suami, Mengejutkan Bentuk Pintu Mobilnya! Begini Penampakannya!
"Pagi mengolah, sore goreng dan kemas, begitu setiap hari,"kata dia, Jumat (23/3/2018).
Kerupuk yang diproduksi di kampung kerupuk berbagai macam. Kualitas krupuk olahan mereka terkenal sampai ke Tanjungpinang dan sekitarnya.
Keunggulan kerupuk terletak pada rasanya yang unik, khas terutama bagi penggemar kerupuk bercita rasa ikan laut. Karena banyaknya pembuat krupuk, tak heran juga harga atas setiap produk relatif lebih murah.
Sri mengatakan, di kampung kerupuk sudah banyak komunitas pembuat kerupuk. Pada awal ditasbihkan sebagai kampung kerupuk, pemroduksi kerupuk yang bergabung dalam perkumpulan hanya 3 orang. Namun kini jumlahnya meningkat meningkat menjadi 51 orang.
"Dulunya kami ada 1 kube (kelompok usaha bersama) dengan anggota 3 orang. Lima tahun kemudian, kube bertambah lima dan jumlahnya anggita sudah mencapai 51 orang,"kata Sri.
Satu kube mampu memproduksi sekitar 12 hingga 15 kilogram per hari kerupuk. Jika dirata ratakan, omzet bisa didapat sampai Rp 50 juta per kelompok. "Itu bukan ukuran bulan, tapi per hari," kata Sri. (*)